Bisnis.com, JAKARTA - MUFG Bank Ltd. (MUFG Bank) kembali mencari pendanaan dari pasar modal lewat penerbitan sertifikat deposito dengan jumlah pokok Rp1,46 triliun.
Emisi negotiable certificates of deposit (NCD) kali ini merupakan yang kedua kalinya bagi perseroan dalam periode semester I/2019 demi memenuhi kebutuhan likuiditas.
Sertifikat deposito NCD IV MUFG Bank Tahap III Tahun 2019 tersebut terbagi dalam lima seri dengan nilai keseluruhan sebesar Rp1,46 triliun dan tingkat bunga mulai 7,35% - 7,90%.
Rinciannya, Seri A yang bertenor tiga bulan memiliki jumlah pokok Rp420 miliar dengan tingkat diskonto sebesar 7,35% per tahun. Seri B yang bertenor enam bulan memiliki jumlah pokok Rp640 miliar dengan tingkat diskonto 7,6% per tahun.
Adapun, seri C bertenor sembilan bulan dengan jumlah pokok Rp30 miliar dan tingkat kupon 7,65% per tahun. Dua seri terakhir yakni seri C dan D masing-masing berjumlah Rp70 miliar dan Rp300 miliar.
Seri D yang bertenor 12 bulan memiliki tingkat kupon 7,75% sedangkan seri E dengan tenor 24 bulan ditawarkan dengan tingkat bunga 7,90%.
MUFG menunjuk empat perusahaan sebagai joint arrangers dalam emisi NCD kali ini yakni PT BCA Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas.
Sertifikat deposito senilai Rp1,46 triliun tersebut mulai didistribusikan secara elektronik pada 13 Mei 2019. Sebagai informasi, pada Februari lalu MUFG juga melakukan emisi NCD dengan nilai total Rp1,14 triliun.
Matthew Hanzel, Corporate Communications Planning Departement MUFG Bank Ltd. Cabang Jakarta menyatakan penghimpunan pendanaan nonkonvensional diperlukan demi menunjang kebutuhan ekspansi bisnis.
“Untuk rencana pendanaan sepanjang tahun ini kami tetap akan memantau dan menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis kami serta melihat dan mengantisipasi tren pasar,” katanya beberapa waktu lalu.
MUFG menutup 2018 dengan mencetak laba bersih sebesar Rp3,53 triliun, tumbuh 34,28% secara year on year. Adapun untuk pertumbuhan kredit perseroan mencapai 21,40% (YoY) menjadi Rp110,51 triliun.