Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia berencana merilis versi baru dari Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada Agustus 2019 mendatang.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa versi baru itu diharapkan akan lebih mendorong transaksi masyarakat yang pada akhirnya turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi. SKNBI dipastikan akan menjadi sistem pembayaran yang efisien, andal, dan aman bagi masyarakat.
"SKNBI versi baru akan diumumkan Agustus nanti agar meningkatkan volume dan nilai dari transaksi ritel. Jika selama ini hanya 5 kali dalam 2 jam nantinya menjadi 9 kali setiap jam. Biaya transfer antar bank yang tadinya Rp6.000 ke atas menjadi Rp3.500," katanya dalam RDG, Kamis (20/6/2019).
Perry mengemukakan pemotongan hingga lebih separuh biaya yang dibebankan tersebut guna menarik transaksi yang lebih besar lagi. Pasalnya, sistem pembayaran ritel akan menyasar seluruh lapisan masyarakat hingga menengah bawah.
Alhasil, Indonesia yang memiliki ekonomi besar dan transaksi yang banyak ini akan lebih mudah dalam mencapai target inklusi keuangan.
"Dengan BI Fast Payment proses kliring bisa dilakukan selama 24 jam selama 7 hari dan langsung realtime," ujarnya.
Baca Juga
Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Fillianingsih sebelumnya mengatakan bahwa kebijakan itu sudah masuk dalam blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Menurutnya, BI Fast jadi prioritas mengejar negara tetangga yang sudah ada.
Dia mencontohkan, sistem tersebut telah digunakan, misalnya di Thailand maupun India, melalui Prompt Payment. Sistem pembayaran juga dilakukan melalui QR Code baik untuk transaksi di pemerintahan maupun masyarakat luas.
"Ke depan kita akan sama seperti yang match maupun prompt pay. Jadi bantuan bansos-bansos di Thailand itu juga memakai prompt pay, sama nantinya kalau kita sudah BI Fast," kata Filianingsih.