Bisnis.com, JAKARTA - Rugi bersih tahun berjalan PT Bank Agris Tbk. meningkat 265 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp43,31 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan publikasi Bank Agris 31 Juli 2019, penurunan pendapatan bunga bersih serta peningkatan beban operasional non bunga menjadi penyebab utama peningkatan kerugian emiten berkode AGRS ini.
Meski demikian, fungsi intermediasi perseroan masih tumbuh dua digit. Penyaluran kredit meningkat 10,70 persen (yoy) menjadi Rp3,26 triliun. Walaupun peningkatan ini juga masih dibarengi dengan peningkatan rasio kredit bermasalah 137 basis poin menjadi 6,66 persen.
Rasio non performing loan (NPL) net juga terpantau tinggi, yakni 4,16 persen atau mulai mendekati batas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan 5 persen.
Berdasarkan catatan Bisnis, Bank Agris tengah berencana menggantikan logo dan nama perusahaan pasca pergantian pemegang saham pengendali.
Hal itu sejalan dengan aksi akuisisi yang resmi dilakukan oleh Industrial Bank of Korea (IBK) pada medio Januari 2019. Akan tetapi, perseroan belum menetapkan rencana pelaksanaan rapat tersebut.
"RUPSLB ganti nama dan logo masih butuh waktu lagi,” kata Paulus Nurwadono, Presiden Komisaris Bank Agris.
Paulus menilai masuknya IBK dengan kepemilikan 95,79 persen di AGRS akan membawa perubahan dari sisi arah bisnis perseroan. Apalagi IBK memang tengah memproses penggabungan usaha AGRS dengan PT Bank Mitra Niaga (NAGA) yang sahamnya juga telah dikendalikan oleh bank pemerintah Korea Selatan tersebut.