Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Makin Mudah via Aplikasi, Tapi Hati-hati Penipuan

Pada era serba digital seperti sekarang, banyak bermunculan aplikasi yang menawarkan layanan investasi berbasis dalam jaringan (daring). Instrumen investasi yang disediakan pun beragam, mulai dari reksa dana, emas, saham, dan lain sebagainya.
Model menunjukkan fitur mobile banking HSBC, fitur e-SBN, yang bisa dipergunakan untuk transaksi dan investasi surat berharga negara (SBN), di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Model menunjukkan fitur mobile banking HSBC, fitur e-SBN, yang bisa dipergunakan untuk transaksi dan investasi surat berharga negara (SBN), di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA –  Perkembangan teknologi internet saat ini telah banyak membantu memudahkan segala aktivitas sehari-hari masyarakat. Keberadaannya, telah merambah berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali layanan investasi.

Pada era serba digital seperti sekarang, banyak bermunculan aplikasi yang menawarkan layanan investasi berbasis dalam jaringan (daring). Instrumen investasi yang disediakan pun beragam, mulai dari reksa dana, emas, saham, dan lain sebagainya.

CEO Raiz Investment Indonesia Melinda N. Wiria mengatakan bahwa kehadiran platform investasi berbasis aplikasi diharapkan bisa menjadi perangkat yang mampu membangun kebiasaan berinvestasi bagi individu, khususnya generasi milenial.

Dia menuturkan untuk menunjang ekosistem terkait investasi, tidak cukup hanya melalui edukasi dan sosialisasi saja.

“Tantangan nyatanya adalah bagaimana mengonversi individu yang sudah pada tahap sadar tentang perlunya berinvestasi, agar berani mencoba dan belajar langsung menggunakan aplikasi yang ada. Harus learning by doing,” katanya.

Dia menjelaskan, aplikasi Raiz mencoba mengembangkan ekosistem investasi yang menyesuaikan perilaku keuangan dan gaya hidup generasi milenial. Aplikasi ini menawarkan platform investasi terintegrasi dengan bank dan uang elektronik.

Dengan begitu para investor bisa langsung menginvestasikan dananya dari rekening atau uang elektronik yang mereka punya untuk pembelian instrumen investasi yang disediakan, yakni reksa dana dengan jenis reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana indeks saham.

Menariknya, aplikasi ini memiliki fitur yang memungkinkan para investor untuk melakukan cicilan investasi dalam jumlah dan frekuensi tertentu, baru setelah memenuhi nominal tertentu cicilan tersebut akan otomatis digunakan untuk investasi sesuai dengan preferensi setiap pengguna.

Aplikasi lain yang melayani investasi berbasis daring pada instrumen berbeda adalah Treasury. Aplikasi ini menawarkan penggunanya berinvestasi pada emas dan perhiasan. Para pengguna atau investor bisa melakukan transaksi jual-beli emas dan perhiasan melalui Treasury secara daring.

INSTRUMEN EMAS

Hampir sama seperti fi tur pada Raiz, pada aplikasi Treasury pengguna bisa melakukan pembelian emas dengan nominal berapa pun. Tidak ada patokan harus membeli emas dengan jumlah tertentu seperti 1 gram atau lainnya.

Nantinya, jumlah uang terhadap emas yang dimiliki akan terus diakumulasikan untuk setiap pembelian yang dilakukan. Selain itu, Treasury juga selalu menampilkan harga jual dan harga beli emas pada kondisi terkini sehingga pengguna bisa memantau laju harga emas yang terjadi.

Kemunculan berbagai aplikasi investasi juga tak jarang memberikan berbagai promosi yang dapat meningkatkan saldo setiap pengguna. Hal ini barangkali menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh para perusahaan untuk menggaet hati masyarakat menggunakan layanan mereka.

Perencana Keuangan OneShildt Financial Planner Budi Raharjo mengatakan, kehadiran berbagai aplikasi investasi saat ini merupakan kabar baik, yang membuka akses lebih luas bagi masyarakat untuk bisa berinvestasi dengan cara yang mudah.

Namun, beberapa hal penting harus diperhatikan oleh para investor ketika melakukan transaksi investasi melalui aplikasi.

Pertama, kenali aplikasi yang akan digunakan. “Harus dicek dulu apakah aplikasi tersebut sudah memiliki izin dari pihak berwenang, dalam hal ini bisa Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti),” katanya.

Pasalnya, dia mengkhawatirkan dengan munculnya banyak aplikasi investasi dan berbagai strategi promosi menarik yang ditawarkan, hal tersebut dijadikan sarana penipuan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kedua, perhatikan instrumen investasi yang ditawarkan dalam aplikasi dan cek kembali kepastiannya ke sumber-sumber lain. Misalnya instrumen yang ditawarkan adalah reksa dana sebuah perusahaan, maka pengguna bisa mengonfi rmasi perusahaan terkait melalui berbagai saluran seperti situs web atau customer service.

Contoh lain misalnya instrumen emas digital, bisa dicek harga pasaran emas yang ada di luar aplikasi dan dari sumber terpercaya.

Ketiga, pemahaman masyarakat terhadap kegiatan investasi dan berbagai instrumen investasi yang ada. Budi menyatakan hal ini merupakan faktor paling penting. Pasalnya, pemahaman tersebut yang akan menjadi landasan bagi seseorang untuk berinvestasi.

“Mau bagaimana pun, literasi investasi itulah yang paling penting. Mau berinvestasi secara konvensional atau menggunakan aplikasi itu hanya sarana. Awalnya orang harus mengerti dulu apa itu investasi? Kenapa harus investasi? Sampai investasi seperti apa yang harus dipilih untuk kebutuhan kita,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper