Bisnis.com, JAKARTA--Langkah Bank Indonesia yang lebih di depan Bank Sentral AS (Federal Reserve) dalam menurunkan suku bunga diharapkan dapat menjadi petunjuk (guidance) awal bagi para pelaku pasar di tengah banyaknya ketidakpastian pada tahun ini.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengakui saat ini Bank Indonesia memang lebih di depan (ahed the curve) The Fed dalam memangkas suku bunga.
“Yang penting kan kami mengambil kebijakan itu [sudah] mengukur ke depannya The Fed akan melakukan apa. Sama seperti saat menaikkan suku bunga, kami sudah megukur The Fed akan naikkan berapa kali,” ujarnya ketika berkunjung ke Bisnis Indonesia, Jakarta, Senin (3/9/2019).
Menurut Dody, hal itu dilakukan supaya pasar dapat menyesuaikan posisinya sejak awal dan jangan sampai kebijakan yang diambil bank sentral tampil terlambat (behind the curve).
Bank Indonesia pun, kata Dody, akan menjaga kredibilitas dan komunikasinya supaya tidak ada ekspektasi berlebihan dari para stakeholders.
Dirinya juga menyampaikan, bank sentral akan terbuka untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut sambil tetap fokus pada stabilitas.
Baca Juga
Adapun, data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 3,49% secara year-on-year pada Agustus dinilai masih dapat memberi ruang kepada BI untuk menurunkan suku bunga menjelang akhir tahun.
Selama 2 bulan terakhir, BI telah memangkas suku bunga sebanyak 2 kali sebesar 50 bps yang membawa level 7-Day Reserve Repo Rate ke level 5,50%.
Adapun, pelaku pasar di Negeri Paman Sam juga berharap The Fed kembali menurunkan suku bunga acuan dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan ini, yang kemudian juga akan diikuti oleh BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel