Bisnis.com, JAKARTA – Industri multifinance terus mencatatkan pemulihan rasio pembiayaan bermasalah pada Juli 2019.
Berdasarkan keterangan resmi OJK, pada akhir Juli 2019 rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross sektor jasa keuangan ini mencapai 2,74%. NPF netto industri pada periode yang sama mencapai 0,53%.
Realisasi itu sedikit menurun dibandingkan akhir semester I/2019 yang NPF gross-nya tercatat sebesar 2,82%. Dibandingkan posisi akhir 2018, rasio pembiayaan bermasalah itu memang relatif terbilang stagnan, sebab pada akhir tahun lalu realisasinya mencapai 2,83%.
Namun, capaian itu meningkat signifikan bila dibandingkan dengan NPF gross industri pada akhir semester I/2018 yang tercatat 3,15%. Adapun, pada Juli 2018, NPF gross sektor multifinance naik tipis ke 3,18%.
Pemulihan rasio pembiayaan bermasalah yang lebih signifikan pada awal semester II/2019 diakui sejumlah pelaku usaha pembiayaan.
“Tren perbaikan [NPF] sudha ada,” ujar Managing Director PT Indosurya Inti Finance (Indosurya Finance) Mulyadi Tjung kepada Bisnis, Senin (2/9/2019).
Baca Juga
Menurutnya, tren itu akan seharusnya akan semakin tampak pada akhir kuartal III/2019.
Seperti diketahui, Indosurya Finance merupakan multifinance yang berfokus menyediakan fasilitas pembiayaan usaha kecil dan menengah.
Perusahaan ini menyediakan fasilitas pembiayaan modal kerja, multiguna, KPR, mobil premium, dan alat kesehatan. Hingga kuartal II/2019, Indosurya Finance mencatatkan pembiayaan senilai Rp723 miliar.
Kondisi serupa diakui oleh Direktur Keuangan PT BFI Finance Indoneisa Tbk. Sudjono.
“Ada [perbaikan NPF]. Sejauh ini performance collection membaik di BFI dalam dua bulan terakhir,” jelasnya kepada Bisnis.