Bisnis.com, JAKARTA — Pemanfaatan layanan teknologi finansial atau tekfin untuk pembentukan ekosistem bisnis digital bagi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM dinilai masih sering terkendala.
Meskipun begitu, hal tersebut perlu didorong karena ekosistem digital menyimpan potensi besar bagi pelaku UMKM.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rendahnya aksesibilitas pelaku UMKM terhadap layanan jasa keuangan perbankan menyisakan selisih pembiayaan hingga Rp1.000 triliun yang belum teroptimalkan. Industri tekfin dinilai memiliki peran besar mengoptimalkan celah tersebut.
Chief Operating Officer PT Sprint Asia Technology (BayarInd) Arief Winarto menilai, upaya mendigitalkan UMKM merupakan proses yang susah-susah gampang dan gampang-gampang susah.
Hal tersebut menurutnya karena banyak pelaku UMKM yang masih mengkhawatirkan kemananan dari pemanfaatan layanan digital, termasuk tekfin.
Dia menambahkan, pelaku UMKM sebenarnya telah mengetahui bahwa digitalisasi telah berjalan di masyarakat, bahkan mereka pun kerap berbelanja melalui layanan e-commerce. Namun, kerap terdapat halangan bagi mereka untuk memanfaatkan layanan digital bagi bisnisnya.
"Ketika UMKM ditanya untuk go digital, selalu terlihat temboknya [penghalang], karena mereka tidak yakin kalau [digitalisasi] ini berjalan [jika diterapkan pada bisnis mereka]," ujar Arief dalam acara konferensi pers kerja sama BayarInd dengan PT Artha Dana Teknologi (Indodana), Selasa (10/9/2019).
Dia menjelaskan, beberapa hal terkait pemanfaatan layanan digital yang kerap dianggap mudah oleh masyarakat umum belum tentu dapat dimengerti oleh pelaku UMKM.
Meskipun begitu, menurutnya, berkembangnya penggunaan gawai memberikan sinyal positif bahwa para pelaku UMKM semakin melek digital.
Berdasarkan hasil riset Hootsuite dan We Are Social, ponsel yang digunakan pada awal 2019 mencapai 355,5 juta unit, atau mencapai 133% dari total penduduk sebanyak 268,2 juta orang.
Sebanyak 56% dari jumlah tersebut atau sekitar 150 juta orang aktif menggunakan internet dan 48% di antaranya atau sekitar 130 juta orang menggunakan media sosial.
Menurut Product Manager Indodana Timothy Prawiromaruto, kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat telah erat dengan digitalisasi sehingga pemanfaatan layanan digital untuk bisnis dapat didorong, termasuk bagi UMKM.
Pemanfaatan akses permodalan melalui tekfin peer-to-peer (P2P) lending menurutnya jadi salah satu yang perlu didorong.
"Edukasi [bagi para pelaku UMKM] sangat penting. Tapi kalau bicara penyaluran modal untuk UMKM bukan melalui online saja, pada akhirnya tetap [perusahaan tekfin] harus turun ke lapangan, ini bisa dibilang online–offline," ujar Timothy.
Sejalan dengan hal tersebut, Timothy menjelaskan bahwa pihaknya akan menggenjot portofolio pembiayaan produktif menjadi 20%. Saat ini, total pinjaman yang disalurkan Indodana sebesar Rp345,16 miliar masih tertuju pada pinjaman konsumtif.
Dia menjelaskan, perusahaan tekfin dapat berperan besar dalam mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemberian pinjaman untuk modal.
Timothy pun menilai bahwa di era industri 4.0, pelaku UMKM lokal harus mampu beradaptasi dengan cepat dalam menerapkan digitalisasi untuk meningkatkan daya saing.
"Tantangan UMKM dari sisi permodalan dan pengelolaan usaha bisa diatasi dengan memanfaatkan layanan tekfin," ujar dia.
Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Sahabat UMKM Faisal Hasan Basri menjelaskan, pemanfaatan layanan digital masih menjadi tantangan bagi UMKM, salah satunya adalah bagaimana pemanfaatan aplikasi tekfin untuk mempermudah pembayaran distribusi.
Dia menjelaskan, UMKM memerlukan teknologi untuk mendukung penjualan produk yang lebih masif atau membuka pasar lebih luas.
Untuk mendorong itu, dia menilai, perusahaan tekfin dapat memberikan dorongan lebih dari sekadar pembiayaan, melainkan pendampingan dan pembentukan ekosistem bisnis digital.
"Dengan berjejaring, sebetulnya ekosistem [bisnis digital] sudah mulai tercipta," ujar dia.
Dia pun menjelaskan, berbagai jenis tekfin mulai dari P2P lending hingga pembayaran akan sangat bermanfaat bagi pengembangan UMKM. Terlebih, tekfin mampu menjangkau segmen pengusaha yang belum tersentuh layanan keuangan konvensional.