Bisnis.com, JAKARTA - CredoLab, perusahaan pengembang penilaian digital tingkat bank menjalin kerja sama dengan iovation, perusahaan anak usaha TransUnion spesialis mendeteksi penipuan dan solusi otentikasi berbasis perangkat smartphone untuk memerangi credit fraud di Indonesia.
CredoLab, yang berbasis di Singapura mengintegrasikan teknologi iovation ke dalam teknologi untuk mengurangi penipuan pengajuan kartu kredit maupun pinjaman sambil mengoptimalisasikan tahap perkenalan dan penerimaan pelanggan digital untuk pemberi pinjaman bank dan non-bank di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
CredoLab memanfaatkan program FraudForce dari iovation dalam aplikasi CredoApp, CredoApply dan CredoSDK.
FraudForce membantu bank dan perusahaan pemberi pinjaman membedakan transaksi yang sah dan transaksi yang mencurigakan dengan mengevaluasi berbagai akun yang ada di perangkat smartphone, riwayat kegiatan di perangkat smartphone, juga perilaku penggunaan perangkat smartphone yang mencurigakan.
Dengan penambahan program FraudForce, CredoApply menjadi aplikasi perkenalan dan penerimaan pelanggan digital seluler yang jauh lebih kuat.
CredoApply menyediakan kecerdasan perangkat yang mencakup 45 jenis pemeriksaan penipuan aplikasi, verifikasi alamat rumah dan kantor, verifikasi pekerjaan, pengumpulan dokumen KYC dan penilaian kredit alternatif.
Singkat kata, CredoApply mampu mengubah sedikitnya data yang tersedia dari para pengguna tanpa rekening bank menjadi setumpuk data yang mumpuni.
“Credit scoring masa kini telah jauh melampaui sumber data yang tradisional untuk mendapatkan pemahaman dan juga menafsirkan perilaku pembayaran melalui kombinasi data tradisional dan data digital dari perangkat smartphone. iovation memberikan analisis data digital mutakhir untuk membantu mengidentifikasi pelanggan yang baik dari para penipu dengan seksama," kata Peter Barcak, CEO dan salah satu pendiri CredoLab dalam keterangan pers, Sabtu (12/11/2019).
Wakil Presiden iovation dari Global Partnerships, Ed Wu mengatakan ketika aplikasi kredit semakin banyak dilakukan secara online akan diikuti segala jenis penipuan atau fraud. Bahkan, menurutnya, iovation mencatat peningkatan penipuan identitas online terhadap pelanggan layanan keuangan sebesar sebesar 575 persen selama periode 2015 hingga 2018.
“Kami berharap dapat membantu CredoLab memberdayakan pelanggannya untuk membuat keputusan kredit yang baik melalui kekuatan kecerdasan perangkat,” kata Ed Wu.
Di Indonesia, Survei Fraud Indonesia tahun 2016 oleh Asosiasi Penguji Penipuan Bersertifikat (ACFE) Indonesia Chapter menunjukkan bahwa industri perbankan dan keuangan menjadi industri kedua yang paling dirugikan oleh segala kegiatan fraud.
Laporan 2019 oleh AppsFlyer, berjudul 'Penipuan meningkat: Bagaimana bot dan malware membahayakan Aplikasi APAC', menemukan bahwa tingkat kecurangan Indonesia di sektor keuangan adalah 43,1 persen, tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Vietnam (58,2 persen).
Kerja sama ini mendukung misi CredoLab untuk bekerja dengan bank dan pemberi pinjaman non-bank di Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan dan terciptanya kemungkinan mendapat pinjaman bagi konsumen dan usaha kecil yang tidak mungkin dilayani oleh sistem keuangan tradisional.
Integrasi FraudForce iovation dengan CredoApp, CredoApply dan CredoSDK menawarkan kepada bank dan pemberi pinjaman kemampuan untuk mengevaluasi pelanggan potensial dengan cara yang aman, transparan, dan hemat biaya.
Mengintegrasikan FraudForce juga membantu CredoLab menawarkan solusi satu pintu bagi bank dan pemberi pinjaman untuk secara akurat menilai calon peminjam yang belum pernah memiliki rekening bank dan kartu kredit sebelumnya, juga setiap pemohon pinjaman dengan data kredit yang sangat terbatas.