Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batas Kuota FLPP Ancam Penyaluran KPR

Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) diperkirakan akan terus melorot sejalan dengan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sangat minim.
Proyek perumahan sederhana/Bisnis
Proyek perumahan sederhana/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) diperkirakan terus melorot sejalan dengan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sangat minim.

Pembatasan FLPP juga bertolak belakang dengan Program Sejuta Rumah yang digencarkan oleh pemerintah.

Adapun, pada 2020 mendatang, pemerintah hanya memberikan alokasi kuota FLPP sebesar 110.000 unit. Dengan kuota minim tersebut, pengamat memprediksi realisasi program Satu Juta Rumah bakal terancam jauh dari target yang telah ditetapkan pemerintah.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan pembatasan FLPP oleh pemerintah tersebut dapat mengganggu pertumbuhan KPR yang saat ini tengah melambat. Mestinya, justru dana FLPP harus lebih terjamin lagi dan lebih besar lagi.

"Jika tidak, backlog bisa kembali membengkak lagi karena kebutuhan perumahan makin besar ke depan," katanya melalui siaran pers, Senin (28/10/2019).

Namun, kata dia, bank penyalur FLPP seperti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. pasti akan terus menopang dengan dana talangan seperti yang selama ini dilakukan.

Untuk itu, lanjut dia, Bank pelat merah seharusnya bisa menjadi ujung tombak dalam menyediakan dana talangan tersebut. Sebab, di samping sebagai Bank umum, bank BUMN juga sebagai agent of development yang harus mendukung program pemerintah.

Sisi lain, sudah seharusnya Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bisa merealisasikan Program Sejuta Rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo.

"Sudah seharusnya Tapera segera beroperasi untuk membantu Program Sejuta Rumah itu. Jadi menunggu apa lagi," ujarnya.

Sebagai informasi, FLPP merupakan program bantuan pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah sehingga bisa mengakses KPR Subsidi. Tujuannya, agar kalangan tersebut bisa memiliki hunian yang terjangkau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper