Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Askrindo Bidik Premi Rp6,5 Triliun

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) membidik pertumbuhan premi hingga 16% pada 2020 atau menjadi Rp6,5 triliun dari target tahun ini senilai Rp5,6 triliun.
Karyawan melintas di depan logo PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan melintas di depan logo PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) membidik pertumbuhan premi hingga 16% pada 2020 atau menjadi Rp6,5 triliun dari target tahun ini senilai Rp5,6 triliun.

Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi memprediksi porsi premi tersebut terdiri dari 35% penugasan asuransi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan non-KUR sebesar 65%. Kendati terdapat tantangan pengetatan likuiditas bank, dia meyakini masih banyak ruang pertumbuhan di lini non-KUR, terutama bisnis asuransi umum. 

Sejauh ini, lini asuransi kredit Askrindo masih mendominasi hingga 70% dari total bisnis. Askrindo melayani asuransi kredit kecil untuk kebutuhan produktif dan konsumtif seperti perumahan, asuransi kredit menengah seperti asuransi kredit perdagangan. 

“Naiknya 16% kalau premi. Asuransi umum juga akan kami genjot. Produk baru akan kami dalami. Untuk beberapa produk kami belum hadir secara intens seperti asuransi kredit ekspor, asuransi supply chain atau distributor financing, dan lainnya,” ujarnya saat ditemui di DPR, Selasa (3/12/2019).

Askrindo mencatatkan premi bruto senilai Rp4,54 triliun sepanjang Januari -- September 2019, tumbuh 55,48% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp2,92 triliun. Premi bruto per September 2019 sebanyak 69,8% terdiri dari bisnis asuransi kredit dan 30,2% non kredit.   

Dia mengatakan saat ini porsi asuransi supply chain financing masih sangat kecil, padahal potensi cukup besar. Dia mengatakan sudah ada sejumlah manufaktur baik nasional dan multinasional yang sudah menjadi klien Askrindo. Perusahaan akan membentuk tim khusus untuk meningkatkan asuransi supply chain.

Oleh karena itu, peningkatan plafon KUR dan perkiraan kondisi ekonomi dalam negeri yang kurang baik pada 2020, Andrianto juga memproyeksikan akan ada peningkatan klaim dari sebelumnya pada tahun ini senilai Rp899 miliar menjadi Rp1,1 triliun.

Dengan demikian, rasio klaim (terhadap premi) juga diperkirakan naik dari 49% tahun ini menjadi 60% tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper