Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. meningkatkan kepemilikan di PT BRI Ventura Investama (BRI Ventures). Perserian membeli 500.000 lembar saham senilai Rp500 miliar, sehingga porsi kepemilikan BRI naik menjadi 99,97%.
“Transaksi dimaksud ditujukan untuk memperkuat permodalan perseroan terhadap BRI Ventures dalam rangka ekspansi bisnis BRI Ventures,” kata Sekretaris Perusahaan BRI Hari Purnomo, mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/1/2020).
Terkait dengan aksi korporasi tersebut, BRI memastikan telah mendapatkan izin dewan komisaris dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Transaksi tersebut dilakukan pada 31 Desember 2019 dengan nilai yang tidak melebihi 20% ekuitas BRI, sehingga tidak termasuk ke dalam transaksi material.
BRI Ventures merupakan anak usaha BRI yang diakuisisi dari PT Bahana Artha Ventura pada 2018. Bank milik negara ini masuk dengan mengambil alih 97,61% saham.
Dalam transaksi itu, BRI membeli sebanyak 15.874 saham yang diterbitkan oleh BRI Ventures milik Bahana Artha Ventura senilai Rp3,09 miliar. Entitas anak ini akan dikembangkan menjadi corporate venture capital atau perusahaan modal ventura yang diarahkan untuk melakukan aliansi strategis dengan perusahaan rintisan.
Sementara itu, pada medio 2019, BRI telah menyuntikan dana sebesar Rp800 miliar kepada BRIVentures. Aksi ini merupakan bagian dari strategi penyertaan modal ke PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).
Penyuntikan modal tersebut dilakukan BRI dengan membeli 800.000 saham BRI Ventura. Pasca-transaksi, BRI menggenggam 1,01 juta saham senilai Rp1,01 triliun di BRI Ventura.
Tambahan modal itu membuat porsi kepemilikan BRI di BRI Ventura bertambah. BRI menguasai 99,96% saham.
Adapun BRI Ventures merupakan kendaraan BRI untuk melakukan penetrasi kepada perusahaan rintisan atau startup. Seperti diketahui, belakangan bank secara konsisten memperdalam penetrasi terhadap ekosistem digital.
Sebelumnya, VP of Investment BRI Ventures Wiiliam Gozali mengatakan bahwa perusahaan mengincar perusahaan rintisan yang bergerak di sektor teknologi finansial atau tekfin, untuk mendorong inovasi di BRI. Namun, perusahaan menaruh fokus pada perusahaan rintisan yang telah matang.
Dalam setiap pendanaan yang disalurkan, BRI Ventures selalu melihat dampaknya ke perseroan. Menurut William, sejumlah perusahaan rintisan yang belum matang, terkadang masih belum siap secara sistem dan teknologi.
“[peluang akuisisi startup] kalau masuk akal, kami sih terbuka. Tentunya kalau kami akuisisi saat ini untuk memperkuat BRI Holding, namun hanya untuk perusahaan startup yang sudah profit,” kata William.
Dia menambahkan BRI Ventrures mengincar sektor fintek untuk disalurkan pendanaan seri A. Sepanjang 3 tahun ke depan, BRI Ventures menganggarkan dana sebesar Rp3,5 triliun bagi perusahan rintisan.