Bisnis.com, JAKARTA - Benny Purnomo mantan bankir 'penyelamat' PT Bank Century Tbk.--kini PT Bank JTrust Indonesia Tbk. berlabuh di PT Bank Ina Perdana Tbk., bank milik kelompok usaha Salim.
Mantan Direktur Utama PT Bank MNC Internasional Tbk. itu menjabat sebagai Direktur Ritel di Bank Ina. "Saya suka tantangan untuk mengembangkan satu bank," ujar Benny dalam pesan singkat kepada Bisnis, Kamis (16/1/2020).
Seperti diketahui Salim Group melalui Indolife Pensiontama telah menjadi salah satu pemilik Bank Ina sejak 2016. Akan tetapi, posisi Salim Group saat itu masih sebatas pemegang saham minoritas.
Memasuki 2017 baru terungkap bahwa tiga perusahaan di bawah bendera Salim Group memiliki saham di Bank Ina. Ketiga perusahaan ini adalah Indolife Pensiontama, PT Samudra Biru, dan PT Gaya Hidup Masa Kini.
Usaha Salim menjadi PSP Bank Ina telah dimulai saat itu. Akan tetapi, izin dari otoritas baru rampung dan sah pada awal 2020. Salim lantas menjadi ultimate shareholder baru pendamping Pieter Tanuri, setelah pada 2019 lalu Oki Widjaja melepas kepemilikannya di bank umum kelompok usaha (BUKU) II ini.
Menurut Benny, Salim Group adalah satu konglomerasi perusahaan yang kuat dan besar di Indonesia.
Suatu bank, sambungnya, membutuhkan kelompok usaha besar untuk menopang bisnis bank yang padat modal.
Baca Juga
"Salim Group bukan baru buat saya. Budaya perusahaannya sudah saya kenal dan cocok buat saya. Saya pernah di Salim Group 1989 dan kemudian di BCA yang kala itu dimiliki Salim Group 1992," tuturnya.
Salim tidak bisa disebut sebagai ‘pemain baru’ di industri perbankan. Grup ini merupakan pendiri bank swasta nasional terbesar yakni PT Bank Central Asia Tbk. Pendiri kelompok usaha ini adalah Sudono Salim, orang tua dari Anthony Salim penerus konglomerasi bisnis Salim.
Kepemilikan Salim atas BCA lepas saat krisis moneter melanda 1997-1998 silam. Saat ini, BCA dikuasai keluarga Hartono yang juga pemilik kelompok usaha Djarum. Pasca melepas BCA, Salim Group tak lagi menancapkan kuasanya di industri perbankan. Mereka fokus mengembangkan bisnis di segmen perdagangan, media, dan telekomunikasi.
Adapun, Benny mengawali karir pada 1989 sebagai programmer di Inti Salim Corpora. Memulai karir perbankan di BCA pada 1992 sebagai Branch Support Pro Manager hingga 2006 dengan posisi terakhir sebagai Product Management Senior Manager.
Selanjutnya, bergabung dengan PT Bank NISP Tbk. pada 2006 hingga 2009 sebagai Consumer Channel Division Head. Kemudian bergabung dengan dengan Bank Century yang sudah berubah nama Bank Mutiara, sejak 2009 hingga 2014 sebagai Director Consumer Banking & Network Distribution.
Pada 2014 bergabung dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. hingga tahun 2018 dengan posisi terakhir sebagai presiden direktur.
Saat di Bank Century, Benny bersama Maryono (terakhir menjabat direktur utama BTN) sebagai direktur utama, dan Ahmad Fajar (sekarang direktur utama PT Bank Victoria Internasional Tbk.) sebagai direktur berjibaku menyelamatkan bank yang diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan pada 2008 setelah ditetapkan bank gagal berdampak sistemik oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan.