Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2020, Penyaluran Kredit Korporasi Diperkirakan Tak Bergairah

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memproyeksikan jika pertumbuhan penyaluran kredit korporasi tahun ini tidak akan lebih dari tujuh persen. Hal ini disebabkan ketidakpastian ekonomi global dan perlambatan konsumsi domestik.
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja penyaluran kredit korporasi tahun ini diperkirakan masih cukup berat dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global dan domestik.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) penyaluran kredit korporasi pada akhir 2019 tercatat senilai Rp2.834,3 triliun atau tumbuh 5,9 persen (year-on-year). Pertumbuhan ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan akhir 2018 yang sebesar 13,40 persen secara tahunan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyampaikan permintaan kredit dari korporasi tahun ini masih akan lemah.

"Kalau bisa tumbuh, tidak akan lebih dari 7 persen. Faktornya lebih ke ketidakpastian ekonomi global dan perlambatan konsumsi domestik," katanya, Senin (3/2/2020).

Dia menyebutkan pelaku usaha manufaktur cenderung menurunkan kapasitas produksinya. Hal ini tercermin dari purchasing managers' index (PMI) yang turun dari 49,5 ke 49,3 pada Januari 2020.

Kendati demikian, Bhima menyebutkan pada sektor komoditas berpotensi menjadi pendongkrak kredit tahun ini. Pasalnya, harga minyak kelapa sawit Tanah Air mulai menunjukkan peningkatan penguatan lantaran intensifikasi biodiesel 30 persen (B30) dan hubungan Malaysia dan India yang renggang.

"Kemudian, sektor konstruksi masih jadi primadona, khususnya digerakkan oleh kredit BUMN untuk percepatan infrastruktur prioritas," ucapnya.

Bhima berpendapat kredit korporasi juga akan mendapatkan dorongan apabila suku bunga kredit terus menunjukkan tren penurunan. Suku bunga yang lebih rendah akan membuat korporasi cepat melakukan inovasi karena beban dana yang lebih rendah.

"Strategi seperti mempercepat transmisi penurunan suku bunga kredit bank, setidaknya cost of fund tahun ini bagi debitur korporasi bisa lebih rendah. Meskipun dampaknya negatif pada pendapatan bank," ucapnya.

Di sisi lain, Bhima melihat stimulus fiskal ke sektor industri manufaktur akan cukup baik tahun ini untuk menjaga daya beli masyarakat khususnya kelas menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper