Bisnis.com, JAKARTA - Kejahatan dengan mencuri data pribadi semakin banyak terjadi. Saat ini, ada modus bernama social engineering.
Sebelum membahas mengenai social engineering, perlu diketahui jika kebocoran data pribadi bisa terjadi karena pemilik data dengan sengaja menginformasikan data pribadi kepada pihak lain dengan alasan apapun.
Hal ini juga bisa terjadi ketika ada pihak yang tidak bertanggungjawab berupaya mencuri informasi data pribadi seseorang melalui upaya tertentu, salah satunya dengan modus social engineering.
Nah, apa itu social engineering?
Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), social engineering adalah manipulasi psikologis yang dilakukan seseorang dalam mengorek informasi rahasia dan memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan pihak yang tidak bertanggungjawab.
Skema yang digunakan dalam social engineering ini antara lain oknum berusaha mengintai atau spying targetnya, kemudian menghubungi target dan berusaha meyakinkan serta menggiring target untuk menyampaikan data pribadi yang sifatnya rahasia.
Baca Juga
Pelaku juga melakukan modus dengan mengirimkan tautan pada email target. Tautan tersebut secara otomatis dapat mencuri data pribadi target yang tersimpan dalam gadget apabila diakses.
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi para peretas untuk mengakses akun keuangan target dengan berbekal informasi dan data pribadi target.
Untuk mencegah pencurian data dari modus social engineering, OJK pun memberikan beberapa tips, di antaranya jangan mudah meminjamkan ponsel atau gadget lainnya serta jangan mudah percaya informasi dari orang yang tidak dikenal. Perlu berhati-hati apabila mendapatkan informasi menggiurkan dari orang yang tidak dikenal dan meminta data pribadi.
Selain itu, jangan memberikan data pribadi rahasia kepada orang lain. Waspadalah apabila ada oknum yang meminta data diri, seperti PIN atau password, nama ibu kandung, tiga angka di belakang kartu kredit, dan data keuangan lainnya.