Bisnis.com, JAKARTA -- Industri perbankan di Indonesia mengharapkan dampak virus corona pada perekonomian dapat diminimalisir.
CEO Citibank N.A. Indonesia Batara Sianturi menyebutkan virus corona belum berdampak pada penyaluran kredit. Bank yang beroperasi di 100 negara tersebut menyebutkan kondisi kredit di Indonesia yang dikelola Citibank tetap baik.
Berdasarkan laporan keuangan Citibank Kuartal III/2019, porsi kredit UMKM terhadap terhadap total kredit sebesar 9,39 persen. Rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) selama kuartal III/2019 mencapai 2,53 persen. Besaran tersebut lebih baik dibandingkan dari realisasi NPL periode sama tahun lalu sebesar 2,73 persen.
"Kita belum melihat [dampak terhadap kualitas kredit], kan masih baru beberapa bulan, so far no impact untuk Citibank," katanya kepada Bisnis, Selasa (11/2/2020).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan sektor pariwisata merupakan sektor yang paling berdampak akibat persebaran virus corona secara jangka pendek. Untuk itu, sebelum menjadi kredit bermasalah, manajemen bank harus menyiapkan skema yang disepakati dengan debitur hingga keadaan membaik.
"Dampak virus corona diprediksikan lebih jauh dari peningkatan loan at risk, khawatirnya [nasabah eksisting terdampak sehingga] akan terjadi NPL," katanya kepada Bisnis, Selasa (11/2/2020).
Baca Juga
Menurut Bhima, wilayah yang paling besar dampaknya akibat virus corona adalah Bali, Lombok, dan Manado. Tiga wilayah ini merupakan destinasi wisata favorit. Terutama wisatawan mancanegara dari China.