Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengandalkan dana para pekerja migran Indonesia (PMI) untuk menghimpun dana pihak ketiga (DPK).
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan himpunan DPK dari PMI berhasil meningkat signifikan, yakni tumbuh 43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Pada 2019, BNI lebih fokus menghimpun DPK dari PMI, sejalan dengan program Pemerintah untuk melakukan literasi keuangan 'Sosialisasi Gerakan Nontunai' sehingga PMI dan keluarganya dibiasakan untuk transaksi melalui rekening bank atau transaski non tunai yang lebih aman, kredibel, dan melindungi masyarakat," katanya kepada Bisnis, Rabu (12/2/2020).
Seiring dengan himpunan dana PMI, Bob menyampaikan layanan remitansi BNI dari sisi volume transaksi tumbuh 10,8 persen yoy pada 2019. Pada tahun ini, BNI menargetkan volume transaksi remitansi tetap stabil di angka pertumbuhan double digit.
Adapun, penyumbang transaksi remitansi terbesar di BNI berasal dari Malaysia, Taiwan, dan Saudi Arabia. Ke depan, layanan transaksi remitansi akan diperluas dengan menambah koresponden guna memperluas jaringan remitansi di luar negeri.
Bisnis remitansi pun masih menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan nonbunga berbasis komisi (fee based income/FBI) perseroan.
Bob menyoroti, persaingan usaha di bisnis remitansi kian ketat, terutama dengan adanya perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang melakukan transaksi secara digital melalui aplikasi mobile remittance.
Namun tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan fee dari bisnis remitansi dapat meningkat sebesar 9,9 persen yoy, lebih tinggi dari capaian pada 2019, yang tercatat tumbuh 7 persen yoy.