Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) menyasar Indonesia Timur guna meningkatkan bisnis pada tahun ini.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan industri otomotif nasional pada 2019 mengalami tekanan. Perusahaan pembiayaan sebagai penopang turut merasakan dampak.
Meski begitu, untuk tahun ini perusahaan mematok pembiayaan dapat tumbuh hingga 5 persen, naik tajam dibandingkan kinerja 2019 lalu yang turun 1 persen.
“Kalau tahun lalu kinerja kami turun 1 persen. Rinciannya mobil baru turun 15 persen, mobil bekas naik 6 persen, motor naik 7 persen, kalau elektronik itu kecil [kontribusinya]," ujar Hafid, Kamis (20/2/2020).
Hafid menyebutkan masih terdapat peningkatan pembiayaan di luar Jawa. Terutama untuk Indonesia Timur. Perseroan akan menambah jaringan untuk menggarap wilayah ini.
Adira Finance juga akan berupaya memertahankan nasabah yang sudah ada. Selain pembiayaan ulang, pihaknya juga memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam penggunaan layanan adira termasuk memanfaatkan layanan digital.
Baca Juga
"Kami yakin bisa mencapai target tersebut, karena kami pertahankan konsumen dengan berbagai kemudahan ditambah layanan digital," ujar Hafid di sela peluncuran aplikasi Adiraku.
Adapun sepanjang 2019 lalu, Adira Finance telah menyalurkan pembiayaan Rp37,9 triliun, dengan porsi terbesar ke sepeda motor sebanyak 53 persen, disusul mobil 41 persen, elektronik 5 persen, dan sisanya pembiayaan multiguna.