Bisnis.com, JAKARTA - Guna mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi karena dampak virus corona (Covid-19), pemerintah menggelontorkan paket stimulus fiskal. Salah satunya adalah di sektor properti dengan memberikan subsidi bunga dan uang muka.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan menambah kuota rumah bersubsidi sebanyak 175.000 unit untuk tahun ini.
Dengan demikian, dari jumlah penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) 330.000 unit, eksisting Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 88.000, dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanhaj 67.000 unit.
"Sehingga ada tambahan sebanyak 175.000 unit, dan ini dilaksanakan oleh bank umum maupun Kementerian PUPR,” kata Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Airlangga menyampaikan hal tersebut usai rapat terbatas dengan tema lanjutan pembahasan dampak virus Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia. Rapat dilakukan dengan Presiden Joko Widodo dan para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Arilangga menjelaskan bahwa terkait hal tersebut pemerintah menambahkan kebutuhan anggaran senilai Rp1,5 triliun. Sebanyak Rp800 miliar akan digunakan untuk subsidi bunga dan Rp700 miliar berupa subsidi uang muka.
Baca Juga
Lebih lanjut, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa subsidi bunga akan membuat konsumen membayar bunga KPR sebesar 5% selama 10 tahun. Dia berharap hal ini akan memicu dampak positif ke sektor-sektor yang berkaitan dengan perumahan.
“Sektor ini punya 174 sektor terkait,” kata Menkeu.
Menkeu juga menjelaskan bahwa rumah bersubsidi menjadi fokus pemerintah agar konsumen dapat menyerap stok rumah yang telah dibangun.
Dengan adanya subsidi tersebut, pemerintah berharap akan dapat menghabiskan stok lama dan memunculkan stok baru. “Sehingga multiplier effect paling maksimum,” katanya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, KPR menjadi satu segmen yang mengalami perlambatan pertumbuhan kredit cukup signifikan pada tahun lalu. Padahal kredit pemilikan rumah memberikan kontribusi sebesar 31,25 persen terhadap total kredit konsumsi per Desember 2019.