Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered Bank (SCB) meluncurkan solusi program banking as a service bernama Nexus.
Melalui Nexus, perusahaan berharap dapat memperluas kemitraan dengan membuka kesempatan para pelaku platform di ekosistem digital, seperti e-commerce, media sosial, atau perusahaan jasa angkutan berbasis online untuk menawarkan produk-produk perbankan seperti pinjaman, kartu kredit, dan tabungan menggunakan merek mereka sendiri.
Group Chief Executive Standard Chartered Bill Winters mengatakan Nexus adalah transformasi bagi perusahaan dan para nasabah. Pihaknya akan secara aktif bermitra dengan platform konsumen untuk menyediakan akses layanan keuangan untuk jutaan konsumen mereka.
"Kami memulai dengan Indonesia sebagai bagian dari strategi kami untuk bertumbuh secara digital dan memperluas bisnis kami di negara yang tumbuh dengan pesat ini yang juga merupakan salah satu pasar penting bagi kami," katanya seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (12/3/2020).
Dalam kesempatan yang sama, CEO Standard Chartered Bank Indonesia Andrew Chia mengatakan akan membuat perusahaan lebih efisien dalam mengakusisi dan melayani nasabah baru.
"Tidak hanya segmen menengah ke atas, tetapi juga segmen pasar massal, termasuk individu dengan akses terbatas ke layanan keuangan yang terjangkau," ucapnya.
Baca Juga
Adapun, dia menerangkan bahwa Indonesia memiliki tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia yakni 88 persen.
Standard Chartered pun berniat untuk lebih lanjut meluncurkan solusi ini ke negara-negara lain yang memiliki kerangka peraturan yang tepat dan platform digital yang matang di Asia, Afrika, dan Timur Tengah.
Sebagai informasi, industri e-commerce global yang diestimasikan bernilai Rp398.656 triliun2 (US$29 triliun), serta selalu mencari inovasi baru untuk tetap terus berkembang.
Berdasarkan laporan publikasinya, outstanding kredit SCB cabang Indonesia per September 2019 tercatat Rp25,41 triliun, turun dari 13,24 persen secara tahunan dari Rp29,35 triliun. Pada periode tersebut, laba perusahaan juga tercatat hanya Rp253,72 miliar, turun 39,52 persen secara tahunan dari Rp419,53 miliar.