Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Langkah Fed, Bank Sentral Korea Pangkas Suku Bunga

Bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK), memangkas suku bunga acuannya menjadi 0,75 persen dalam sebuah rapat darurat.
Pejalan kaki menyeberang di jalan menuju pintu masuk ke museum Bank of Korea (BOK) yang terdapat di tengah kompleks kantor pusat Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan./Bloomberg-Jean Chung
Pejalan kaki menyeberang di jalan menuju pintu masuk ke museum Bank of Korea (BOK) yang terdapat di tengah kompleks kantor pusat Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan./Bloomberg-Jean Chung

Bisnis.com, JAKARTA— Bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK), memangkas suku bunga acuannya menjadi 0,75 persen dalam sebuah rapat darurat.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (16/3/2020), BOK mengadakan rapat darurat pertama kalinya sejak krisis finansial dan menurunkan suku bunga seven-day repurchase rate sebesar 50 basis poin (bps) yang efektif pada 17 Maret 2020.

Keputusan tersebut diambil setelah Federal Reserve yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi di kisaran 1persen hingga 1,25 persen untuk melindungi ekonomi Amerika Serikat dari risiko wabah virus corona di dunia.

Kekhawatiran adanya resesi global menjangkiti pasar keuangan seiring dengan semakin parahnya pandemik global Covid-19. Laju penyebaran virus corona di luar China menyebabkan konsumen berada di rumah sehingga mengganggu kegiatan bisnis.

Merebaknya wabah virus corona telah menghambat prospek pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang bergantung terhadap aktivitas ekspor. Data awal menunjukkan penjualan ritel dan industri pariwisata terpukul sangat berat dan menyusutnya perdagangan juga menunjukkan disrupsi rantai pasokan.

Sebelumnya, BOK menuai kritik tajam karena dianggap lambat merespons situasi krisis pada Februari lalu, ketika bank sentral ini memilih untuk menaikkan batas pinjaman murah untuk dunia usaha.

BOK tercatat mengoreksi target pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dari 2,3 persen menjadi 2,1 persen pada tahun ini. Proyeksi itu masih sangat optimistis dibandingkan proyeksi Goldman Sachs yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara ini hanya mampu sebesar 1 persen pada 2020.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper