Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Atur Ulang Keuangan di Tengah Pandemi Corona

Dalam situasi sulit, setiap orang bisa menyesuaikan menu agar pengeluaran lebih irit.
Tips Keuangan. /Bisnis.com
Tips Keuangan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona yang mengubah kehidupan sebagian besar masyarakat di Indonesia turut berdampak pada kondisi ekonomi.

Ada orang-orang yang masih mendapatkan gaji dengan besaran normal di tengah krisis, tapi ada pula yang pemasukannya berkurang drastis karena pekerjaan tertunda akibat pembatasan sosial yang membuat pola hidup akhir-akhir ini berubah.

Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie dalam video live di Instagram bersama psikolog Analisa Widyaningrum, Selasa (24/3/2020), memberikan kiat-kiat mengatur keuangan di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Prita, pandemi Covid-19 berdampak besar bagi mereka yang penghasilannya terhalang akibat pembatasan sosial, misalnya dokter yang mengandalkan pemasukan dari praktik atau pemilik restoran yang sepi pengunjung karena orang berdiam diri di rumah.

Hal penting yang harus dilakukan adalah mengevaluasi penghasilan yang didapat selama wabah virus corona masih tersebar. Catatlah besaran penghasilan yang didapat secara rapi.

Pekerja lepas bisa mengevaluasi aset yang mereka punya dalam bentuk uang hingga perhiasan emas. Hitung juga pemasukan dari proyek-proyek yang sudah dikerjakan.

Kemudian, buat hitung pengeluaran apa saja selama tiga bulan ke depan. "Ada pengeluaran wajib, ada pengeluaran kebutuhan," kata Prita.

Pengeluaran wajib yang dia maksudkan adalah cicilan, uang sekolah anak hingga gaji untuk asisten rumah tangga.

Sementara pengeluaran kebutuhan bisa disesuaikan dengan kondisi, seperti uang untuk makan. Dalam situasi sulit, setiap orang bisa menyesuaikan menu agar pengeluaran lebih irit.

Yang patut diingat adalah mengetahui mana prioritas. Aturlah pengeluaran sesuai dengan kesanggupan. Jangan berfoya-foya saat pemasukan terbatas.

"Selama tiga bulan, yang sifatnya keinginan tunda dulu karena kita tidak punya kemewahan untuk membeli keinginan. Fokusnya kewajiban dan kebutuhan," ia menegaskan.

Jika besaran pengeluaran lebih besar dari penghasilan, selisihnya bisa diatasi dari tabungan atau dana darurat.

"Kalau tidak yakin bagaimana penghasilan kita, mau tidak mau harus ada penyesuaian gaya hidup," ujar dia.

Ia mengingatkan sehat finansial adalah hal yang harus diupayakan sebab tak peduli seberapa besar penghasilan, tanpa ada manajemen yang baik, semuanya bisa "menguap" tak bersisa.

"Jangan lupa bersyukur, bayar zakat, banyak sedekah, mungkin apa yang diperoleh itu berkat doa orang lain, barangkali harus bantu orang lain di sekitar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper