Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai restrukturisasi kredit terdampak pandemi dan industri furnitur, di antaranya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (4/5/2020).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
Bank Pilih Jaga-Jaga. Sejumlah bank memilih langkah konservatif dengan tetap memupuk pencadangan kendati Otoritas Jasa Keuangan telah memberikan kelonggaran dalam melakukan restrukturisasi kredit bermasalah akibat pandemi Covid-19.
Indeks Bisnis-27 Penuh Tantangan. Laju indeks Bisnis-27 masih dibayangi oleh volatilitas pasar yang terimbas oleh sentimen negatif pandemi Covid-19. Kendati demikian, saham emiten sektor konsumer, telekomunikasi, dan bank dinilai masih menarik untuk dilirik investor.
Order Ekspor Tersendat. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia mencatat 90% sumber order dari negara tujuan ekspor furnitur dan kerajinan bermasalah akibat terdampak pandemi virus corona.
Petani Sawit Tahan Pandemi. Aktivitas ekonomi petani kelapa sawit di Provinsi Riau masih normal meskipun harga tandan buah segar cenderung turun sejak pandemi Covid-19. Kondisi ini akan berlanjut sepanjang pemerintah tidak menerapkan lockdown.
Baca Juga
Pengembang Kakap Kian Selektif. Sejumlah pengembang papan atas mulai selektif meluncurkan produk baru. Strategi tersebut dilakukan agar produk baru tetap bisa diterima pasar yang tengah terpengaruh pandemi virus corona.
PSBB Batasi Ruang Gerak Inflasi. Tingkat inflasi sepanjang April tahun ini diproyeksi lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya menyusul diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan terjaganya pasokan pangan.
Mengawal Kepulangan Pekerja Migran. Pemulangan para pekerja migran di luar negeri menjadi tugas yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Upaya ini makin berat mengingat mayoritas negara menerapkan pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19.
Asuransi Syariah Masih Tumbuh. Industri asuransi syariah masih menunjukkan pertumbuhan bisnis hingga periode Februari 2020. Hal itu terlihat dari naiknya perolehan kontribusi bruto baik di segmen asuransi jiwa syariah, asuransi umum syariah, maupun reasuransi syariah.
Bisnis Administrasi Ikut Tertekan. Bisnis komitmen dan kontijensi bank syariah tahun ini diperkirakan tetap turun seiring dengan melemahnya potensi pertumbuhan pembiayaan. Bisnis ini akan semakin terpukul akibat kegiatan ekspor-impor serta bisnis bank garansi syariah yang terbatas.