Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Tertekan, Bagaimana Proyeksi Kinerja 2020 Bank BRI, BCA dan Mandiri?

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia memproyeksi pertumbuhan kredit baru akan terjadi pada kuartal IV/2020, tetapi harus dibarengi dengan penjaminan dari pemerintah.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia memproyeksi pertumbuhan kredit baru akan terjadi pada kuartal IV/2020, tetapi harus dibarengi dengan penjaminan dari pemerintah.

Direktur Utama LPPI Mirza Adityaswara memperkirakan pertumbuhan kredit akan melandai bahkan hampir tidak ada kenaikan kredit baru pada kuartal II/2020 dan kuartal III/2020. Namun, pada kuartal IV/2020 ada potensi kenaikan kredit karena pemerintah memberikan penjaminan kredit modal kerja melalui Jamkrindo dan Askrindo.

“Tergantung bank mau memanfaatkan [penjaminan kredit UMKM] untuk menopang sektor UMKM untuk tumbuh lagi,” katanya, Selasa (19/5/2020).

Program penjaminan kredit untuk UMKM, dapat diberikan secara langsung yang khusus hanya untuk BUMN atau melalui badan usaha penjaminan yang ditunjuk. Terkait potensi penjaminan, hingga saat Kementerian Keuangan masih melakukan koordinasi dengan Kementerian Perekonomian dan OJK.

Program ini bertujuan agar perbankan mampu memberikan kembali saluran kredit kepada sektor usaha terutama kelompok menengah kecil agar ekonomi bisa bergerak kembali.

Lebih lanjut, Mirza menuturkan kondisi likuiditas perbankan saat ini masih mencukupi. Hal itu terlihat dari Rasio Aset Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Rasio Aset Likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) per 15 April 2020 yang masing-masing sebesar 97,7% dan 20,83%.

“AL/DPK itu minimum 8% sampai 10% dan kita lihat AL/DPK semakin banyak bank dan cabang semakin banyak alat likuid. AL/DPK semua kelompok bank juga di atas 10%, secara umum nasional likuiditas cukup, per kelompok bank juga cukup,” katanya.

Secara terpisah sebelumnya, sejumlah bankir dari bank besar memproyeksikan kinerja kredit tahun ini akan cenderung tumbuh moderat.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo, misalnya, mengatakan pihaknya lebih moderat dalam memproyeksikan pertumbuhan kredit yang sebelumnya ditargetkan sebesar 10-11%.

Haru menuturkan strategi perseroan yakni dengan tetap berfokus di segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta beberapa sektor lain yang masih berpotensi tumbuh, seperti perdagangan dan jasa kesehatan. Selain itu, penyaluran kredit akan lebih dipacu di wilayah-wilayah yang relatif tidak terlalu terdampak Covid-19, seperti area luar Pulau Jawa.

“Untuk menjaga kualitas kredit, kami juga berupaya meningkatkan monitoring dan restrukturisasi pada sektor terdampak jika diperlukan,” kata Haru.

Terpisah, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan menunggu sampai akhir Juni atau semester I/2020 untuk merevisi rencana bisnis bank (RBB). Hal itu agar revisi target RBB dapat dipastikan tanpa perubahan dua kali.

Dalam beberapa kali kesempatan, Jahja menyebutkan pertumbuhan kredit secara industri perbankan pada tahun ini kemungkinan akan sebesar 6%.

Namun, BCA tetap optimistis mampu mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 5% hingga 7%."Nanti Juni saja lihat, supaya jangan sekarang diubah nanti diubah lagi, jadi kerja 2 kali kan,” kata Jahja.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan pihaknya akan merevisi target kredit seiring dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang terkena dampak Covid-19.

Bank Mandiri, kata Royke, akan lebih selektif dalam melakukan ekspansi. “Kalau pertumbhan kredit tentu kami akan ada revisi ke depan melihat kondisi saat ini tentu akan kami revisi,” ujar Royke.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bank memang harus merevisi RBB dan sebaiknya dilakukan setelah melihat perkembangan semester I/2020.

Piter memperkirakan proyeksi pertumbuhan kredit secara keseluruhan pada tahun ini akan berkisar 5%-6%. “Saya sependapat bank untuk melihat dulu perkembangan hingga semester I, setidaknya untuk mengurangi ketidakpastian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper