Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan dompet digital (e-wallet) sebagai alat pembayaran yang ramai digunakan dalam beberapa tahun terakhir mulai menggeser posisi alat pembayaran besutan bank, seperti kartu debit dan ATM.
Dalam riset Rapyd, Asia Pasific eCommerce and Payment Guide 2020, yang dilakukan pada April 2020, menunjukkan transaksi daring menggunakan e-wallet tercatat telah melampaui penggunaan kartu debit dan ATM bank dalam sebulan terakhir.
Popularitas kartu debit perbankan kian menurun seiring dengan e-wallet yang banyak digunakan untuk melakukan transaksi harian.
“Konsumen lebih banyak memilih alat pembayaran e-wallet daripada transfer bank,” tulis riset tersebut, yang dikutip Bisnis, Jumat (12/6/2020).
Dompet digital Ovo berada pada peringkat pertama sebagai alat pembayaran yang paling sering digunakan, tercatat sebesar 60 persen dalam sebulan terakhir. Sementara itu, kartu debit, menempati posisi kedua yakni sebesar 64 persen.
Transaksi menggunakan mesin ATM juga ternyata masih populer digunakan. Tercatat, penggunaan mesin ATM dalam sebulan terakhir adalah sebesar 64 persen. Transaksi menggunakan mesin ATM ini berada pada peringkat ketiga alat transaksi yang paling sering digunakan.
Baca Juga
Meski transaksi digital berkembang sangat pesat, ternyata riset menunjukkan bahwa uang tunai juga masih marak digunakan.
Pembayaran berupa cash on delivery tercatat berada di peringkat kelima, yaitu sebesar 53 persen dan pembayaran tunai langsung di merchant berada di peringkat keenam, sebesar 43 persen.
Hal ini dikarenakan penetrasi gawai (smartphone) dan internet, masing-masingnya baru mencapai 40 persen dan 32 persen dari total seluruh penduduk di Indonesia.
Sehingga, peluang dan pasar untuk alat pembayaran digital dinilai masih sangat besar di Indonesia. Pelaku bisnis masih bisa memperbesar market share dengan menawarkan opsi alat pembayaran yang lebih luas kepada konsumen.