Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: BUMN Berperan Kuat di Pasar Modal, Bisa Saja Terlibat Kasus Jiwasraya

Hal tersebut disampaikan oleh Arbiter Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) Irvan Rahardjo menanggapi langkah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan BUMN terkait keterlibatan dalam kasus Jiwasraya.
Pekerja membersihkan logo milik PT Asuransi Jiwasraya (Persero) di Jakarta, Rabu (31/7). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja membersihkan logo milik PT Asuransi Jiwasraya (Persero) di Jakarta, Rabu (31/7). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Keterlibatan perusahaan badan usaha milik negara atau BUMN dalam kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dinilai memungkinkan mengingat perusahaan pelat merah memiliki peran cukup besar di industri pasar modal.

Hal tersebut disampaikan oleh Arbiter Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) Irvan Rahardjo menanggapi langkah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan BUMN terkait keterlibatan dalam kasus Jiwasraya.

Irvan menilai bahwa sangat mungkin jika terdapat keterlibatan perusahaan pelat merah dalam megaskandal Jiwasraya. Masalah investasi dalam kasus tersebut akan berkaitan dengan industri pasar modal, dengan peran BUMN yang kuat di sana.

"Sangat mungkin [terdapat keterlibatan perusahaan BUMN dalam kasus Jiwasraya]. BUMN lah pemain pasar modal, kalau dilihat datanya emiten utama top gainers adalah BUMN dan seluruh anak perusahaannya, sedangkan [emiten] swasta besar main di grup sendiri," ujar Irvan kepada Bisnis, Senin (29/6/2020).

Dia menjelaskan bahwa keterkaitan perusahaan pelat merah tersebut mungkin mencakup emiten-emiten atau manajer investasi pelat merah. Meskipun begitu, hal tersebut baru dapat dibuktikan melalui penyelidikan pihak berwenang.

Irvan menilai bahwa jika terdapat perusahaan BUMN yang terkait dengan kasus Jiwasraya, bisa jadi modusnya sama dengan apa yang terjadi dengan perusahaan-perusahaan yang dinyatakan bersalah atas megaskandal tersebut. Namun, hingga saat ini belum terdapat data yang menunjukkan hal tersebut.

"Maka patut kita dukung langkah Menteri BUMN untuk menciutkan anak cucu BUMN [untuk mencegah adanya praktik seperti dalam kasus Jiwasraya]," ujar pendiri Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI) tersebut.

Ketua BPK Agung Firman Sampurna menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan pelat merah merupakan bagian dari audit investigatif terhadap Jiwasraya yang masih berlangsung sejak 2018 hingga saat ini.

Dia menjabarkan bahwa audit yang berskala luas itu bertujuan untuk mengungkap konstruksi kasus dan pihak-pihak yang bertanggung jawab secara utuh. Selain perusahaan BUMN, BPK pun turut memeriksa Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Kementerian BUMN.

"Di dalamnya ada BUMN juga, yang terkait dengan kasus Jiwasraya. Kami ingin melihat kondisi sebenarnya dan apa pengaruhnya dari aktivitas yang bersangkutan ini," ujar Agung dalam konferensi pers perkembangan kasus Jiwasraya, Senin (29/6/2020).

Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono menjabarkan bahwa perusahaan-perusahaan BUMN memiliki keterkaitan dengan Jiwasraya dalam berbagai proses bisnis. Pihaknya akan mengusut entitas bisnis yang berkaitan dengan kasus rasuah Jiwasraya.

Joko menjelaskan bahwa keterlibatan BUMN dalam kasus tersebut di antaranya berkaitan dengan proses investasi. Selain itu, perusahaan yang turut mendukung tertutupnya kasus Jiwasraya pun akan diusut oleh BPK.

"Yang ini akan kami lihat tingkat prudentiality pada saat BUMN itu bertransaksi dengan Jiwasraya. Baik yang melakukan investasi di Jiwasraya, ataupun membantu, bekerja sama, dalam konteks me-maintain keuangan Jiwasraya sehingga masalahnya menjadi tertutup sekian lama," ujar Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper