Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peran BNI, Sejarah yang Berulang

Kata Bung Karno, Jas Merah! Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Soalnya, sejarah bisa diibaratkan sebagai fondasi awal yang menentukan arah bangunan atas, begitupun terkait jejak langkah BNI.
Citra udara Gedung BNI di Jalan Pejompongan, Jakarta
Citra udara Gedung BNI di Jalan Pejompongan, Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA-Tentunya, jika ingin memotret kiprah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. bagi masyarakat dan lingkungan, maka kita tidak boleh luput menoleh ke belakang, menelisik torehan tinta emas yang mengiringi perjalanan bangsa.

Tegar berdirinya BNI tidak bisa dilepaskan dari perjuangan rakyat Indonesia yang mengusung gelora kemerdekaan. Kala itu, ada keinginan mencapai perekonomian yang lebih baik, serta memiliki alat tukar yang mendukung sebuah transaksi. Pemerintah kala itu bertindak cepat. Pada 19 September 1945, para pembuat kebijakan mendirikan sebuah bank dengan tugas sebagai bank sirkulasi.

Pemerintah memberikan mandat kepada Margono Djojohadikoesoemo untuk memimpin bank itu. Dia sebelumnya terlibat sebagai anggota Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Pada 9 Oktober 1945, dibentuk Yayasan Poesat Bank Indonesia, hingga akhirnya pada 5 Juli 1946, berdirilah bank sentral dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Poesat Bank Indonesia dengan Bank Negara Indonesia melebur menjadi satu.

Sebagai bank sirkulasi, BNI mulai mencatatkan kiprahnya dalam lembar sejarah dengan mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yakni Oeang Repoeblik Indonesia (ORI). Tentu saja, hal ini sangat membanggakan rakyat yang tengah dilanda hasrat untuk merdeka.

Dalam perjalanan, pada 1949, BNI tidak lagi memainkan fungsi sebagai bank sirkulasi lantaran Pemerintah mengalihkannya ke De Javasche Bank yang merupakan bank bentukan Pemerintah Belanda.

Setahun berikutnya, Pemerintah memberikan izin kepada BNI untuk menjadi bank devisa dengan tujuan memfasilitasi kegiatan ekspor perkebunan. Di samping itu, bank ini juga ditetapkan sebagai bank pembangunan dan memiliki akses ke luar negeri tanpa harus melalui De Javasche Bank. Secara resmi, melalui Undang-Undang Darurat Nomor 2 tahun 1955, BNI menjadi bank umum dengan jangkauan usaha yang lebih luas.

Jangkauan BNI pun semakin luas karena mulai membuka kantornya di luar negeri seperti Singapura, Tokyo, Hong Kong, London, New York, serta Cayman Island. Melalui Ketetapan Presiden No 17 Tahun 1965 tentang integrasi bank milik pemerintah, BNI berubah namanya menjadi Bank Negara Indonesia Unit III. Akhirnya ditetapkan kembali dengan Undang-undang No 18 Tahun 1968, Bank Negara Indonesia III dirubah menjadi Bank Negara Indonesia 1946.

Dari uraian sejarah itu, bisa diketahui kiprah pengabdian BNI kepada masyarakat mulai dari mengedarkan alat tukar di zaman perjuangan fisik untuk meraih kemerdekaan, lalu berlanjut pada fragmen sebagai bank devisa yang membiayai ekspor perkebunan serta menjadi bank pembangunan.

Semangat pelayanan ini kemudian menjadi DNA yang terus mengiringi perjalanan BNI hingga saat ini, ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Tengok saja, BNI terus menyalurkan bantuan, termasuk bantuan pangan dan alat pelindung diri (APD).

Bantuan APD disalurkan kepada rumah sakit rujukan Covid - 19 dengan sasaran utama para petugas medis. Adapun bantuan bahan paket pangan disalurkan untuk warga terdampak Covid-19 di Bali.

Penyerahan bantuan dalam masa pandemi Covid - 19 ini dikemas dalam bentuk Program “BNI Berbagi.” Program ini digulirkan sebagai bentuk dukungan BNI terhadap program-program kemanusiaan ke pemerintah bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid - 19.

Kontribusi lainnya dapat kita lihat dari aksi Swab Test Covid-19 secara gratis untuk 30.000 peserta di seluruh Indonesia dalam payung Program BNI Berbagi Swab Test sukses digelar di Jakarta pada 20 – 21 Mei 2020, di Padang 2 Juni 2020, dan di Palembang pada 7 Juni 2020, Sidoarjo, serta Yogyakarta.

Upaya ini dilakukan oleh pihaknya dengan maksud membantu percepatan deteksi pasien yang terpapar virus Covid-19 di Sumatera Selatan. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program mewujudkan BUMN yang terbebas dari Virus Corona, #CovidsafeBUMN.

 

HI-MOVERS

Tidak hanya secara kelembagaan, insan BNI secara individu pun turut berkontribusi memberikan layanan kepada masyarakat di era New Normal ini. Hal ini terjadi ketika segenap pegawai BNI atau yang biasa disebut BNI Hi-Movers dengan menghimpun donasi yang disisihkan dari sebagian Tunjangan Hari Raya (THR). Bantuan dana ini disalurkan kepada Yayasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Hadir Untuk Negeri.

Ketua Umum Serikat Pekerja sekaligus Wakil Ketua Tim Pengelolaan Dana Penanggulangan Covid-19 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Ferdiansyah menuturkan, sebagai bentuk kepedulian dan penanggulangan wabah Covid-10 di Indonesia, BNI bersama dengan semua pegawai telah menggalang dana untuk mengurangi dampak penyebaran Covid-19 di tanah air.

“BNI dan segenap pegawai dan serikat pekerja akan menyerahkan dana donasi kepada Yayasan BUMN Hadir untuk Negeri dengan nominal sebesar Rp 10 miliar yang akan digunakan untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan medis untuk disalurkan ke Provinsi Banten, DI Yogyakarta, Sumatera utara dan Sulawesi Selatan,” katanya.

Penyerahan dana donasi ini, kata Irfan merupakan wujud semangat kolaborasi antara BNI, Kementerian BUMN dengan Yayasan BUMN Hadir untuk Negeri dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia.

“Kami harapkan dana donasi ini dapat digunakan sebaik mungkin,” jelasnya.

 

MARI MENABUNG

Bentuk pengabdian lain yang patut ditelaah, terjadi di Korea Selatan, belum lama ini. BNI bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Korea Selatan untuk menyosialisasi pembukaan rekening tabungan secara kolektif dan budaya menabung di kalangan pekerja migran.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian antara Ketua Tanfidziyah PCI NU Korea Selatan K. Ali Nurahim dan General Manager BNI Cabang Seoul Anisfu di Kantor Cabang Luar Negeri BNI Korea Selatan di Seoul. Penandatanganan tersebut disaksikan Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan, Vevie Damayanti, serta Rais Syuriah PCI NU Korea Selatan K.H. Huda Ulin Nuha Al Amin.

Anisfu mengatakan, selama ini, banyak pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja bertahun-tahun di luar negeri tapi saat pulang tidak memiliki tabungan dan menjadi penganggur di Indonesia. BNI sebagai satu-satunya bank Indonesia di Korea Selatan memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan instrumen keuangan kepada para PMI, sehingga ketika kembali ke Indonesia, mereka memiliki tabungan yang dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha. Harapannya, mereka juga bisa menciptakan lapangan kerja di kampung halaman.

“Pembukaan tabungan adalah salah satu modal dasar untuk mengelola keuangan. Setelah membuka tabungan, PMI diharapkan bisa mulai menyisihkan gaji bulanan untuk menabung, membayar tagihan bulanan, membuka deposito atau tabungan pendidikan, hingga membeli instrumen investasi seperti reksa dana dan obligasi retail,” ujar Anisfu.

Sejak meluncurkan program pembukaan rekening rupiah pada 2017, BNI Seoul berhasil menghimpun dana pihak ketiga yang bersumber dari tabungan PMI sebesar Rp 189 miliar per April 2020 dengan rata-rata pertumbuhan 69 persen per tahun. Untuk mendukung pembukaan tabungan serta memberikan kemudahan transaksi selama 24 jam per hari dan 7 hari dalam seminggu (24/7), BNI Seoul juga menyediakan layanan aktivasi BNI Mobile Banking.

Kerja sama pembukaan rekening Taplus IDR ini merupakan perwujudan visi PCI NU Korea Selatan, yaitu menjadi lembaga yang mandiri serta memberikan manfaat bagi anggota dan Indonesia. Apalagi BNI tidak hanya menyiapkan produk simpanan dan investasi, tapi juga turut berperan aktif dalam program inklusi keuangan kepada PMI, yaitu membuka peluang bagi PMI untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat sekembalinya ke Indonesia. BNI juga memberikan pelatihan kewirausahaan selama para PMI berada di luar negeri, dengan harapan mereka dapat memanfaatkan keterampilan tersebut pada saat kembali ke Indonesia.

Sisi perjalanan inilah yang membuat BNI layak disematkan gelar sang pengawal perjalanan bangsa. Kiprah BNI pada masa lalu, masa kini, hingga masa depan akan menjadi sejarah yang wajib diulang karena mengandung segala kebaikan bagi kehidupan bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper