Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi usai diakuisisi oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menyampaikan perseroan tengah merampungkan bisnis model dan menyempurnakan aplikasi yang akan diluncurkan sebelum kuartal IV/2020. Nantinya, Bank Jago akan fokus menyasar segmen menengah dan mass market.
Pihaknya juga akan berkolaborasi dengan semua platform seperti e-commerce, transportasi, hingga peer to peer lending. Di tengah pandemi Covid-19, layanan digital menjadi bagian dari keseharian baik secara global maupun Indonesia.
Apalagi ini melihat sekitar 61% pengguna internet menggunakan mobile banking. Tercatat ada 150 juta pengguna internet aktif di Indonesia.
"Oleh karena itu, strategi kami membangun bank berbasis teknologi adalah sangat tepat," katanya dalam public expose, Kamis (9/7/2020).
Perseroan juga memastikan menggunakan teknologi keamaan terbaik dan terbaru untuk menjamin data nasabah. Dalam menghimpun dana pihak ketiga, Bank Jago juga akan memberikan pembayaran bunga yang kompetitif.
Terkait investasi pengembangan platform digital, Kharim menyebut secara persentase nilainya cukup besar, tetapi jauh lebih efisien dan efektif. Sebagai konsekuensinya, perseroan memproyeksi masih mengalami kerugian pada tahun ini.
Pada 2019, perseroan mencatatkan kerugian Rp122 miliar. Pada kuartal I/2020, emiten bersandi saham ARTO itu mencatatkan kerugian Rp25 miliar, lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp6 miliar.
"Ini adalah konsekuensi di bidang teknologi, khususnya digital banking. Sehingga kita akan sangat hati-hati dalam menyalurkan pinjaman," imbuhnya.
Lebih lanjut, saat ini perseroan telah melakukan restrukturisasi kredit sebanyak Rp90 miliar, baik berupa penundaan angsuran pokok maupun bunga 3-6 bulan sesuai dengan ketentuan OJK. Dari sisi NPL, perseroan mempertahankan kredit bermasalah di level saat ini yaitu 2%, jauh di bawah 5% seperti yang disyaratkan regulator.