Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan keputusan merger dan rencana penyuntikan modal ke Bank Banten akan segera mendapatkan kejelasan.
Menurutnya, pada Sabtu (11/7/2020) besok, Pemerintah Provinsi Banten bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten akan melakukan rapat.
Gubernur Banten selaku Pemegang Saham Pengendali Terakhir Bank Banten akan menyampaikan pendapat dalam rapat tersebut mengenai opsi penyelamatan.
"Kami lagi proses ke dewan, kalau sudah proses dewan baru kami sampaikan. Besok Sabtu saya menyampaikan pendapat ke dewan, sekarang masih sensitif," katanya kepada Bisnis, Jumat (10/7/2020).
Menurutnya, pada Senin (13/7/2020) pekan depan, baru akan ada kejelasan mengenai nota kesepakatan penyelamatan Bank Banten. Begitu juga dengan proses penyelamatan yang disetujui OJK maupun dewan pengurus.
"Sekarang saya tidak mau bicara dulu, sebelum besok kami dengan dewan membahas dengan dewan secara serius," katanya.
Baca Juga
Adapun Bank Banten masih membukukan kerugian hingga kuartal I/2020 meskipun jumlahnya menurun 42,9 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Pada kuartal I/2020, Bank Banten membukukan kerugian senilai Rp31,86 miliar atau turun Rp23,93 miliar dibandingkan dengan posisi periode sama tahun lalu yang senilai Rp55,79 miliar.
Perlu dicatat, kerugian Bank Banten pada posisi akhir 2016 tercatat senilai Rp414,940 miliar. Kemudian jumlah kerugian bisa ditekan menjadi Rp76,22 miliar pada akhir 2017. Namun, pada akhir 2018, jumlah kerugian kembali meningkat menjadi Rp94,960 miliar.
Pada posisi akhir 2019, nilai kerugian Bank Banten adalah Rp143,865 miliar.
Pembukuan terbaru, aset Bank Banten pada kuartal I/2020 adalah senilai Rp8,1 triliun atau tumbuh 0,1 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu (year to date/ytd). Secara tahunan, aset tercatat turun 3,1 persen (year on year/yoy).
Selain itu, dana pihak ketiga tercatat turun hingga 15,4 persen yoy menjadi Rp5,431 triliun. Penurunan terjadi hampir pada semua jenis simpanan, kecuali tabungan yang tetap naik 15,1 persen.
Penyaluran kredit tercatat tumbuh tipis pada kuartal I/2020 sebesar 1,5 persen yoy. Penyumbang pertumbuhan kredit terbesar datang dari kredit konsumer dan UMKM yang masing-masing tumbuh 12,5 persen dan 29,2 persen yoy.
Sebaliknya, kredit komersial dan ex. Pundi dan Eksekutif masing-masing turun 15,2 persen yoy dan 9,3 persen yoy.
Bank Banten mencatat penurunan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada kuartal I/2020 menjadi 5,04 persen (gross) dan 4,15 persen (nett).