Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III diperkirakan masih akan tertahan hingga akhir tahun. Namun, tingkat kesehatannya masih akan terjaga, sehingga dapat memanfaatkan potensi pertumbuhan kredit yang akan mulai marak pada kuartal keempat 2020.
Berdasarkan bahan paparan OJK yang diterima Bisnis, realisasi pertumbuhan kredit bank umum per Mei 2020 hanya 3,04 persen atau terendah sejak 1998. Hal utamanya disebabkan oleh kinerja BUKU III yang turun 0,57 persen secara tahunan.
Jika dilihat lebih dalam, penurunan kredit ini juga diikuti dengan pemangkasan margin. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia oleh OJK, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BUKU III per April hanya 3,63 persen, padahal NIM kelompok bank lain semua di atas 4,5 persen. Bahkan, BUKU IV masih berada di atas 5 persen.
Pengamat Perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto mengatakan kinerja fungsi intermediasi perbankan tertekan secara keseluruhan, khususnya pada BUKU III.
"Kita pun harus realisitis melihat ini. Namun, tingkat kesehatannya masih akan terjaga dan masih akan mampu memanfaatkan momentum pertumbuhan yang akan muncul pada akhir tahun seiring dengan ditemukannya vaksin sekaligus pelonggaran kegiatan ekonomi lebih lanjut," katanya kepada Bisnis, Minggu (12/7/2020).
Doddy menjelaskan kinerja industri riil sudah turun pada kuartal kedua dan masih akan berlanjut pada kuartal ketiga tahun ini. Penyaluran kredit ke sektor-sektor seperti industri manufaktur, perdagangan, tranpriortasi, dan perhotelan pun terhambat.
Selanjutnya, penyaluran kredit konsumsi yang merupakan cerminan dari permintaan kredit industri riil pun juga akan terhambat secara linear.
"Banyak masyarakat yang terpaksa menerima konsekuensi pemangkasan pendapatan, hingga pemutusan hubungan kerja sudah menurunkan tingkat konsumsinya. Akhirnya tak banyak menggunakan fasilitas kredit konsumsi demi menjaga arus kas rumah tangga mereka," katanya.
Doddy memperkirakan pada akhir kuartal ketiga aktivitas ekonomi dan konsumsi sudah akan mulai membaik.
"Walaupun kita tidak bisa berharap terlalu banyak. Istilahnya, ekonomi kita baru selesai menjalani opname, dan perlahan mulai meningkatkan kinerjanya. BUKU III bisa memanfaatkan momentum tersebut. Apalagi modal dan rasio kredit bermasalahnya masih sangat terjaga," imbuhnya.
Lebih lanjut, Doddy menyebutkan relaksasi sekaligus insentif yang diberikan oleh otoritas pengawas, pemerintah, serta lembaga terkait sudah tergolong cukup. Kelompok BUKU III akan mulai dapat memperbaiki kinerja dan sedikit menjaga perolehan pendapatannya.
"Hanya saja, hal ini tetap tidak akan mampu membuat net interest margin langsung membaik, karena restrukturisasi perbankan sudah sangat besar dan memangkas pendapatan," katanya.