Bisnis.com, JAKARTA — Program Digital Kredit UMKM atau DigiKu menawarkan penyaluran permodalan bagi usaha menengah, kecil, dan mikro atau UMKM yang prosesnya diklaim sangat cepat, hanya memakan waktu 15 menit. Penyaluran dapat dilakukan dengan cepat dinilai karena terdapat integrasi data dari bank-bank BUMN.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan bahwa DigiKu merupakan platform yang dibentuk oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Saat ini terdapat jutaan UMKM yang menjadi nasabah dari bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Menurut Luhut, dengan memanfaatkan potensi tersebut, Himbara akan menyalurkan bantuan modal hingga Rp4,2 triliun bagi para pelaku usaha kecil. Ditargetkan satu juta unit UMKM akan menjadi penerima dukungan modal melalui platform DigiKu tersebut.
"Keselarasan data Himbara akan mempercepat proses pengajuan kredit UMKM, hanya dalam waktu 15 menit. Saya ulangi, hanya dalam waktu 15 menit [proses pengajuan modal akan rampung]," ujar Luhut saat peluncuran DigiKu, Jumat (17/7/2020).
Menurut Luhut, pemerintah bersama Himbara harus melonggarkan proses administrasi untuk membantu UMKM, melalui inovasi yang mendorong efisiensi. DigiKu menjadi perwujudan dari proses tersebut sehingga dapat menjadi solusi kebutuhan modal bagi UMKM.
Dia menjelaskan bahwa bantuan modal yang disalurkan dapat bertambah seiring tingkat penyerapannya oleh UMKM. Penyaluran pembiayaan tersebut dapat dilakukan melalui penyelarasan data mitra UMKM berbasis data nasabah yang dimiliki Himbara.
Saat ini UMKM berkontribusi terhadap sekitar 60 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut Luhut, adanya permodalan bagi UMKM dapat menjaga sektor tersebut dari dampak besar akibat pandemi Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelsakan bahwa platform DigiKU merupakan kerja sama antara Himbara dengan platform e-commerce. Menurutnya, dalam kondisi pandemi ini, pendanaan dan transaksi digital perlu didorong agar nafas UMKM bisa terus bertahan.
"Kita lihat situasi ruang gerak saat Pembatasan Sosial Berskala Besar [PSBB] tentu terbatas. Dengan adanya digital financing tentu harapannya bisa menciptakan good financing sehingga UMKM bisa akses kredit secara lebih mudah," ujar Airlangga dalam kesempatan yang sama.