Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Kredit PEN Bank Mandiri Masih Dominan ke Segmen Wholesale daripada UMKM

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, Bank Mandiri memproyeksikan penyaluran kredit senilai Rp21,36 triliun dari alokasi dana PEN.
Karyawati menghitung uang pecahan uang Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri Tbk di Jakarta, Rabu (12/6/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawati menghitung uang pecahan uang Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri Tbk di Jakarta, Rabu (12/6/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Utilisasi penyaluran kredit modal kerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dari alokasi dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan segmen wholesale. Padahal, alokasi segmen ritel jauh lebih besar dari wholesale.

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, Bank Mandiri memproyeksikan penyaluran kredit senilai Rp21,36 triliun dari alokasi dana PEN. Rinciannya, Rp8 triliun akan disalurkan ke sektor wholesale yang terbagi atas segmen korporasi Rp4 triliun dan komersial Rp4 triliun.

Kemudian sebanyak Rp13,36 triliun sisanya akan disalurkan ke segmen ritel yang terdiri dari small medium enterprise Rp6 triliun, kredit usaha mikro (KUM) Rp946 miliar, kredit usaha rakyat (KUR) Rp5,41 miliar, dan kredit serbaguna mikro (KSM) Rp1 triliun.

Adapun, hingga 17 Juli 2020, pengajuan kredit program PEN telah dilakukan oleh 19.212 debitur dengan nilai total Rp2,57 triliun. Realisasi kredit yang masih dalam proses persetujuan yakni sebanyak 2.198 debitur dengan nilai Rp363,7 miliar.

Adapun, pencarian dana yang telah dilakukan yakni sebanyak Rp12,05 triliun kepada 14.582 debitur. Perinciannya, untuk segmen wholesale mencapai Rp9,09 triliun dan ritel hanya Rp2,99 triliun.

Dengan kata lain, utilisasi segmen ritel masih jauh rendah daripada wholesale jauh lebih besar dan bahkan sudah mencapai 113,31% dari alokasi, sedangkan utilisasi segmen ritel masih cukup rendah yakni  22,38% dari alokasi. 

Secara keseluruhan, dari penyaluran kredit senilai Rp21,36 triliun, utilisasi penyaluran kredit program PEN yang dilakukan Bank Mandiri telah menyentuh 56,44% per 17 Juli 2020 dengan sisa dana yang perlu disalurkan adalah senilai Rp9,302 triliun.

Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan, dari sisi jumlah debitur, realisasi penyaluran terbesar perseroan sebenarnya ada pada segmen UMKM yakni sebanyak 14.565 debitur. Angka ini berkisar 99% dari total debitur dalam penyaluran kredit program PEN. Sementara itu, penyaluran kredit produktif program PEN kepada segmen corporate dan commercial baru pada 17 debitur.

Akan tetapi, dari segi nominal, penyaluran kredit PEN yang tertinggi memang ada pada segmen corporate dan commercial yang mencapai Rp9,06 triliun. Dia mengakui penyerapan segmen UMKM memang masih rendah apabila dilihat dari data 17 Juli 2020. Saat ini, Bank Mandiri gencar mendorong pengajuan kredit melalui digital channel untuk menggenjot realisasinya.

"Untuk segmen mikro sebagian sudah tidak menggeliat, begitu kita kasih [kredit], lihat tetangga buka usaha, sekarang kelihatan progress-nya. 17 Juli kemarin kita realisasi Rp160 miliar untuk mikro saja per hari, kalau 20 hari bisa Rp3 triliun lebih," katanya kepada Bisnis, Selasa (21/7/2020).

Donsuwan pun optimistis perseroan mampu menyalurkan kredit sesuai alokasi PEN. Setiap usaha yang dinilai mengeliat akan mendapatkan kucuran dana dari Bank Mandiri.

"Jadi memang masih kecil, karena apa, karena platform kami baru selesai 29 Juni. Selama ini kita struggle pada digitalkan proses kita, setelah digital baru terjadi peningkatan," katanya.

Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM mencatatkan total penyaluran kredit untuk koperasi dan UMKM dari program PEN per 21 Juli 2020 baru mencapai Rp11,84 triliun dari Rp123,46 triliun yang disiapkan. Jumlah tersebut setara dengan 9,59%. Adapun, per 16 Juli 2020 lalu jumlahnya baru 8,3%.

Dari nilai tersebut, besaran dana PEN yang disalurkan himpunan bank milik negara (Himbara) mencapai Rp11,38 triliun per 21 Juli 2020 kepada 178.056 debitur. Rinciannya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Rp8,12 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rp1,88 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Rp1,29 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Rp75,37 miliar.

“Kenaikan dari 8,13% per 16 Juli 2020 menjadi 9,54% per 21 Juli 2020. Jadi, ada progress yang lambat. Kami telusuri ternyata sebagian besar perlu sosialisasi,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan, Selasa (21/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper