Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja pendapatan non bunga atau fee based income perbankan pada tahun ini diperkirakan tidak akan mampu menyamai tahun lalu. Hal ini seriing dengan kinerja ekonomi yang lemah serta, bisnis transkasi ritel yang terus tergerus kompetitor finansial teknologi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, total dividen, keuntungan penyertaan ekuitas, komisi/profisi/fee dan administrasi bank umum per April tahun ini Rp27,53, naik tipis dari periode sama tahun lalu Rp26,02 triliun. Adapun, total FBI perbankan pada tahun lalu mencapai Rp82,32 triliun.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan kondisi ekonomi membuat roda perekonomian domestik dan global melemah. Hal ini berdampak pada penyaluran kredit sekaligus kebutuhan trade finance dan bank garansi untuk proyek-proyek besar.
"Saya kira akan sangat berat untuk mencapai perolehan tahun lalu. Pedapatan FBI dari korporasi yang porsinya cukup besar tentu akan tertekan," katanya, kepada Bisnis, belum lama ini.
Dia mengatakan sumber FBI yang masih mampu didongkrak hanya pada transkasi nasabah ritel, seperti isu ulang pulsa, isi ualng e-money, isi ulang dompet elektronik, pembayaran e-commerce, dan lain-lain.
"Hanya saja, hal ini tak banyak bank yang mampu memanfaatkannya. Bank-bank kecil sudah pasti akan tertekan, karena kesiapan teknologi informasi yang terbatas," katanya.
Baca Juga
Trioksa menyebutkan insentif kartu kredit yang diberikan Bank Indonesia akan sangat baik dalam peningkatan penggunaan serta FBI bank. Namun, hal ini pun akan sangat berat karena nasabah mulai mengurangi penggunaan kartu kredit.
Terpisah, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro pun memberikan pendapat yang serupa. Di luar itu, dia menilai perbankan masih belum mampu mengoptimalkan semua potensi transkasi global pelaku usaha dalam dan luar negeri yang memiliki jaringan internasional.
"Pelaku usaha yang mampu membangun jaringan internasional pun sedikit, sehingga berdampak sangat signifikan pada pendapatan FBI ketika perdagangan luar negeri kita tertekan," ujarnya.
Ari pun menyebutkan perbankan sedikit terlambat dalam mengoptimalkan bisnis transaksi ritel, sehingga harus berbagi dengan teknologi finansial.
"Yang bisa dilakukan saat ini adalah terus memperluas pasar transkasi ritel ini. Pembayaran kuliah di universitas, lalu pasar bisnis transkasi di daerah-daerah luar perkotaan juga harus terus dibuka," imbuhnya.