Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menyiapkan sejumlah inisiatif untuk mendorong perkembangan layanan keuangan digital yakni Open API, BI Fast, hingga wholesale payment dan FMI.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan pihaknya akan mendorong standarisasi interlink bank dengan fintech melalui standar Open API. Adapun, standar API atau Application Programming Interface memungkinkan perbankan dan fintech untuk membuka data dan informasi keuangan yang terkait dengan transaksi pembayaran dari nasabahnya secara resiprokal (prinsip kesetaraan).
Nantinya, dengan open API, pengguna fintech seperti Gopay, Dana, maupun layanan lainnya dapat melakukan transaksi tanpa melakukan top up. Transaksi di fintech dapat dilakukan dengan mengambil dana yang ada di rekening bank manapun.
"Ini akan memudahkan, dan tujuan lebih jauh lagi adalah platform terintegrasi, koneksi yang lebih efisien tidak perlu satu per satu terhubung ke platform. Istilahnya satu sentuh semua kena," katanya, dalam webinar, Selasa (18/8/2020).
Ada pula fastpayment melalui BI Fast yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel menggunakan berbagai instrumen dan kanal secara real time dan waktu operasional 24 jam selama 7 hari. Pada tahun ini masih akan dilakukan desain konseptual, kemudian pada 2021 dilakukan implementasi credit transfer, 2022 pengembangan tahap dua, dan 2023 implementasi bulk dan debit transfer.
Pengembangan ini didasari kebutuhan infrastruktur pembayaran domestik. Adapun tren pembayaran kredit dan debit transfer meningkat 67% tetapi belum terdapat infrastruktur pembayaran nasional dengan waktu operasional 24/7.
Baca Juga
"BI Fast akan menggantikan kliring nasional BI yang belum real time, 24 jam 7 hari yang aman dan efisien akan memberikan kemudahan bagi semua layanan," katanya.
Kemudian, terkait pembayaran wholesale dan Infrastruktur Pasar Keuangan atau Financial Market Infrastructures (FMI). Bank Indonesia mendorong best practice dari pasar keuangan di Indonesia sehingga bisa menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Nantinya, data akan menjadi infrastruktur terpenting dalam payment system. Data tersebut akan dimanfaatkan untuk inklusi keuangan dan pegembangan selanjutnya seperti skoring model.
"Bank Indonesia akan mulai upgrade wholesale payment ada beberapa langkah hingga dikembangkan ke infrastruktur keuangan lainnya yakni BI-RTGS, BI-SSSS, dan BI-ETP," sebutnya.