Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyehatan Bank Banten: Transparansi Penting untuk Gaet Investor

Masih banyak investor swasta dan asing yang tertarik dan bahkan sedang mencari cari bank yang dapat diajak bekerja sama, khususnya dalam penyuntikan modal.
Gedung Bank Banten/bankbanten.co.id
Gedung Bank Banten/bankbanten.co.id

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. diperkirakan masih mampu mendapat kepercayaan investor baru dalam upaya penyuntikan dana segarnya.

Hanya saja, perseroan diharap mampu transparan dan berkolaborasi dengan pihak swasta bahkan asing.

Senior Faculty LPPI Moch Amin Nurdin mengatakan masih banyak investor swasta dan asing yang tertarik dan bahkan sedang mencari cari bank yang dapat diajak bekerja sama, khususnya dalam penyuntikan modal.

"Investor swasta dan asing masih banyak yang berminat, tetapi transparansi dan mau kerja sama dari pemerintah daerah sangat penting di sini. Bagaimana pun tak banyak bank daerah bisa berkolaborasi dengan swasta," katanya kepada Bisnis, Jumat (28/8/2020).

Selain itu, Amin pun berpendapat pemegang saham Bank Banten pun perlu menawarkan harga yang sangat kompetitif kepada pemegang saham baru nantinya.

Sebagai informasi, perseroan rencananya akan menerbitkan saham baru melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) sebanyak-banyaknya 60.820.296.033 saham. Jumlah tersebut setara 90,46 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam, serta berpotensi mendapatkan dana Rp3,04 triliun.

Aksi korporasi tersebut akan mengakomodir rencana penambahan modal Bank Banten oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development. Sementara itu, strategic partner yang akan ikut dalam PUT tersebut hingga saat ini masih dirahasiakan.

Amin melanjutkan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) yang sebelumnya dikabarkan akan mengakuisisi masih berpotensi melakukan kajian mendalam.

"Ongkos bagi Bank BJB tentu besar. Tak sekadar ongkos merger atau akuisisi, tetapi juga potensi pencadangan dari aset yang berpotensi masalah ke depannya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper