Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ruang Penurunan Terbuka, Akankah Suku Bunga BI Bertahan di 4 Persen?

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. melihat masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada kuartal IV/2020
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia dinilai masih memiliki ruang untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang saat ini berada pda level 4 persen.

Pada siang ini, Kamis (17/9/2020) pukul 14.00 WIB, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG).

Meski masih memiliki ruang penurunan, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan kebijakan BI pada September ini akan mempertahankan suku bunga acuan di 4 persen.

Namun, pada akhir 2020, suku bunga masih bisa turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen.

"Kami melihat bahwa masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada kuartal IV/2020," katanya, Kamis (17/9/2020).

Andry menjelaskan, dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter, BI secara umum akan memberikan perhatian khusus pada kondisi ekonomi eksternal dan internal.

Dari sisi eksternal, The Fed telah mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga kebijakan mendekati nol, setidaknya hingga tahun 2023, untuk mendorong pemulihan ekonomi AS.

Sementara itu, dari sisi internal, inflasi telah berada di bawah kisaran target BI pada tahun ini. Inflasi diperkirakan mencapai 1,95 persen pada akhir tahun, hal ini dipengaruhi masih melemahnya permintaan akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia diperkirakan akan menyempit menjadi -1,49 persen dari PDB, dibandingkan tahun lalu -2,72 persen dari PDB, karena membaiknya surplus perdagangan.

Menurutnya, hal ini dapat mendukung Neraca Pembayaran (BoP) di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, serta memberikan risiko arus keluar modal yang lebih tinggi.

Karena itu, keempat faktor tersebut, yaitu sikap moneter The Fed yang dovish, rendahnya inflasi Indonesia, menyusutnya CAD, dan lesunya pertumbuhan ekonomi di tahun 2020, akan mendorong BI untuk tetap memiliki kebijakan moneter yang akomodatif ke depannya.

"Kami memproyeksikan BI7DRR menjadi 3,75 persen pada akhir tahun 2020," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper