Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi permintaan kredit akan lebih banyak ditopang oleh debitur-debitur daerah.
Ketua OJK Wimboh Santoso menyampaikan peran sektor pertumbuhan ekonomi di daerah masih relatif terjaga pada masa pendemi tahun ini.
Bank pembangunan daerah (BPD) pun masih menorehkan pertumbuhan kredit high single digit sebesar 8,23 persen sepanjang tahun berjalan.
Baca Juga : PROYEKSI KINERJA BANK Prospek BPD Masih Cerah |
---|
"Ekonomi di daerah masih cukup baik dan memiliki potensi untuk dijadikan pengungkit perekonomian nasional. Hal ini juga disebabkan oleh kasus Covid-19 yang relatif lebih sedikit dibandingkan kota besar," sebutnya dalam akun instagram resmi, Senin (21/9/2020).
Untuk itu, dia menyebutkan OJK pun akan mendorong penyaluran kredit di daerah sambil mempertimbangkan relaksasi aturan restrukturisasi untuk meringkankan beban pelaku usaha.
"Hanya, kebijakan ini tentu harus disinergikan dengan kebijakan dari Kementerian Keuangan berupa penjaminan kredit, penempatan dana pemerintah, penundaan atau keringan pajak, serta dari PLN berupa keringanan biaya listrik. Dan apabila dimungkinkan termasuk mengarahkan CSR ke sektor UMKM," imbuhnya.
Terkait dengan pertumbuhan kredit BPD yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompk bank lainnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan sebelumnya menyampaikan hal ini disebabkan karena portofolio kreditnya yang didominasi kredit pegawai.
Segmen kredit itu memiliki tingkat risiko lebih kecil sehingga kinerjanya lebih terjaga dibandingkan dengan bank lain.
Dia memperkirakan pertumbuhan pada sisa bulan ini masih positif ditopang oleh kinerja kredit konsumsi. Meski demikian, menurutnya, BPD perlu meningkatkan peran aktifnya untuk menyalurkan kredit UMKM guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
"Karena sumber pembayaran kredit pegawai berasal dari gaji atau fixed income yang bersumber dari gaji sehingga lebih stabil," katanya.