Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) memproyeksikan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) setelah dilakukan rights issue akan mencapai 45 persen sampai 50 persen. Sebagai upaya penyehatan, emiten dengan kode saham BEKS ini pun berupaya mencari strategic partner yang akan ikut dalam rights issue tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan BEKS, CAR pada posisi 2016 adalah sebesar 13,2 persen. Posisi CAR terus menurun pada 2017 menjadi 10,2 persen serta pada 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 10 persen. Seiring dengan terbatas permodalan dan belum tercapainya skala ekonomi yang diperlukan untuk dapat memperoleh laba, perseroan terus mengalami penggerusan modal.
Bank Banten pun berencana menerbitkan saham baru melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan seri dan nominal yang berbeda yaitu saham Seri C sebanyak 60.820.296.033 saham Seri C dengan nilai nominal Rp50 per lembar saham. Nilai estimasi penambahan modal dari PUT VI adalah Rp1,55 triliun hingga Rp3,04 triliun.
Aksi korporasi tersebut akan mengakomodir rencana penambahan modal Bank Banten oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development.
Rencana penambahan modal tersebut telah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Penambahan Penyertaan Modal Ke Dalam Modal Saham Perseroan Terbatas Banten Global Development untuk Pembentukan Bank Pembangunan Daerah Banten senilai Rp1,55 triliun.
Setelah PUT VI, perseroan juga kembali akan mengadakan PUT VII. BEKS pun mengaku saat ini memiliki sejumlah strategic partner.
Direktur Bank Banten Kemal Idris megatakan pihaknya masih mengupayakan investor lain yang akan masuk menjadi partner strategis perseroan. Sejauh ini, pengurus BEKS mengaku masih intens melakukan komunikasi dengan strategic partner tersebut.
"Kami upayakan terkait investor lain, baik eksisting maupun calon investor strategis, masih berproses, dari pengurus sudah berkomunikasi," katanya dalam public expose virtual, Selasa (29/9/2020).
Berdasarkan catatan Bisnis, pelaksanaan rights issue dilakukan perseroan untuk mendapatan tambahan modal sebagai bagian dari rencana ekspansi penyaluran kredit. Ekspansi penyaluran kredit perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja perseroan.
Salah satu skenario yang disiapkan Bank Banten untuk bisa bangkit adalah dengan mengurangi biaya dana yakni cost of operable fund (CoP) dari posisi 14,79 persen pada akhir 2019 menjadi 10,6 persen pada 2021. Skenario tersebut akan tercapai jika melakukan ekspansi kredit hingga Rp2,028 triliun.
Setidaknya, ekspansi tersebut dapat dicapai apabila Bank Banten mendapatkan permodalan senilai Rp500 miliar. Pelaksanaan rights issue pun dilakukan untuk mendapat suntikan modal tambahan.