Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Harda Internasional Tbk. (BBHI) mencatat penghimpunan dana hingga September 2020 adalah senilai Rp1,74 triliun atau minus 7,94% dibandingkan perolehan September 2019 yang senilai Rp1,89 triliun.
Realisasi DPK per September 2020 juga lebih rendah dari posisi akhir 2019 yang senilai Rp2,175 triliun. Adapun modal inti Bank Harda per 30 Juni 2020 adalah sebesar Rp272,03 miliar sehingga masih berada pada BUKU I.
Direktur Bisnis Bank Harda Yohanes Sutanto mengatakan penurunan dana pihak ketiga yang terjadi pada September 2020 tersebut karena adanya pelunasan cash collateral loan atau kredit yang dijamin dengan jaminan tunai berupa Deposito, Giro, dan tabungan bank. "Kondisi ini membuat jumlah deposito di Bank Harda menurun," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/10/2020).
Meskipun demikian, penurunan DPK tersebut dinilai tidak akan mengganggu likuiditas bank. Menurutnya, likuiditas Bank Harda masih menunjukkan tren yang semakin likuid walaupun di tengah pandemi Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan loan to deposit ratio (LDR) yang berada pada posisi 84,9% per September 2020.
"Secara keseluruhan mulai bulan Juni 2020 kondisi likuiditas membaik," katanya.
Menurutnya, Bank Harda memiliki sejumlah strategi untuk menghimpun danan selama pandemi yakni dengan menghubungi nasabah-nasabah lama. Bank Harda juga akan meningkatkan customer base baru dengan program customer get customer serta mengerahkan seluruh karyawan untuk proactive mencari nasabah DPK yang baru.
"Strategi sederhana ini mampu meningkatkan DPK cukup signifikan," sebutnya.