Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Klaim Lembaga Keuangan Syariah Lebih Kebal Hadapi Krisis

Daya tahan yang lebih kuat ini dikarenakan nilai-nilai yang dimiliki oleh ekonomi syariah, di antaranya nilai keadilan, keseimbangan, dan transparansi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, berfoto seusai pengambilan sumpah jabatan di Mahkamahh Agung, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, berfoto seusai pengambilan sumpah jabatan di Mahkamahh Agung, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan lembaga keuangan syaiah memiliki daya tahan yang lebih kuat dalam menghadapi krisis dibandingkan dengan lembaga jasa keuangan lainnya.

Ketika sektor keuangan bertumbangan pada krisis yang terjadi sebelumnya, institusi keuangan syariah justu mengalami pertumbuhan yang positif.

"Kita punya pengalaman krisis di masa yang lalu, meski beberapa institusi keuangan bertumbangan di tingkat global maupun domestik, lembaga keuangan syariah tetap bertahan, malah menunjukkan pertumbuhan positif," katanya dalam video conference, Senin (5/10/2020).

Dody menjelaskan, daya tahan yang lebih kuat ini dikarenakan nilai-nilai yang dimiliki oleh ekonomi syariah, di antaranya nilai keadilan, keseimbangan, dan transparansi.

"[Nilai-nilai ini] merupakan unsur penting yang menunjukkan sektor ini lebih tahan terhadap krisis," katanya.

Dody mengatakan, diharapkan ekonomi dan lembaga keuangan syariah dapat hadir dan menawarkan solusi bagi ketahanan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Dia menyampaikan, pandemi Covid-19 memang tidak bisa dipungkiri telah berdampak pada mobilitas manusia, yang akhirnya juga berdampak pada berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan di seluruh dunia.

Resesi ekonmi pun tidak bisa dihindari meski otoritas di banyak negara telah menggelontorkan berbagai stimulus, baik dari sisi fiskal dan moneter.

Dody memprediksi ekonomi kuartal III/2020 akan membawa Indonesia memasuki fase resesi, namun dia optimistis kontraksi yang akan terjadi tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada kuartal II/2020.

Sebagaimana diketahui, pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 akan terkontraksi pada kisaran -2,9 persen hingga -1,0 persen.

Sementara, untuk keseluruhan tahun 2020, ekonomi diprediksi akan terkontraksi -1,7 persen hingga -0,6 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper