Bisnis.com, JAKARTA – Multiplikasi diduga menjadi alasan perusahaan modal ventura dalam negeri jarang menyalurkan pendanaan kepada unikorn.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan bahwa saat ini jumlah modal ventura untuk berinvestasi dalam skala unikorn masih sangat sedikit, bahkan bisa dihitung dengan jari.
Salah satu alasannya diduga karena model investasi modal ventura adalah memberi manfaat kepada banyak perusahaan rinitisan dengan modal yang dimiliki.
“Dengan harapan, multiplikasi [membuat] nilai perusahaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan berinvestasi di unikorn yang tingkat kenaikan value akan sulit mencapai multiple seperti berinvestasi di tahap awal,” kata Edward kepada Bisnis, Selasa (18/11/2020).
Adapun, mengenai perusahaan besar—termasuk perusahaan asing—yang mulai aktif berinvestasi kepada unikorn, menurutnya, disebabkan oleh dua hal.
Pertama, perusahaan-perusahaan besar tidak mau direpotkan dengan jumlah portofolio yang terlalu banyak.
Baca Juga
Kedua, dari sisi aspek manajemen risiko, perusahaan unikorn sudah memiliki transaksi yang baik sehingga kepastian perusahaan tetap berjalan dan berkembang akan lebih tinggi dibandingkan perusahaan rintisan yang masih dalam tahap awal atau tengah
“Dengan jumlah portofolio yang sedikit, hanya perusahaan dengan valuasi tertentu dan jumlah dana yang dinaikkan menjadi penting,” kata Edward.
Sementara itu, pendiri dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan bahwa perseroan berupaya mendorong lebih banyak perusahaan besar—khususnya lokal—untuk masuk ke ekosistem digital atau perusahaan rintisan.
East Ventures terbuka untuk memberi masukan dan saran agar perusahaan memiliki banyak wawasan sehingga tidak ragu untuk berinvestasi di perusahaan rintisan.
“East Ventures telah bekerja dengan banyak perusahaan lokal, kami akan terus melakukan ini dan mendorong lebih banyak perusahaan untuk berbicara dengan kami.”