Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi berjalan kuartal III/2020 mengalami surplus sebesar US$1 miliar (Rp1,41 triliun) atau 0,4 persen dari PDB.
Dari catatan Bisnis, ini adalah surplus pertama sejak kuartal I/2011. Artinya, ini adalah surplus pertama sejak 9 tahun lalu sebesar US$2,9 miliar.
Surplus ini terjadi, setelah pada kuartal sebelumnya mencatat defisit sebesar US$2,9 miliar (1,2% dari PDB).
Kepala Departemen Komunikasi Onny Widjanarko mengatakan surplus transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah masih tertahannya kegiatan impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat.
Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi oleh peningkatan defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang masih rendah, serta peningkatan defisit jasa lainnya seperti jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi seiring peningkatan impor jasa untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring selama pandemi Covid-19.
"Sedangkan defisit neraca pendapatan primer meningkat, terutama didorong oleh pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang meningkat," papar Onny.
Sejalan dengan ini, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2020 kembali mencatat surplus, menopang ketahanan eksternal Indonesia.
NPI mencatat surplus sebesar US$2,1 miliar pada kuartal III/2020, melanjutkan capaian surplus sebesar US$9,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial.