Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) membukukan surplus sebesar Rp27,42 triliun sepanjang 2024. Angka ini meningkat 5,6% dibandingkan surplus tahun sebelumnya yang sebesar Rp25,96 triliun.
Mengacu laporan keuangan yang diterbitkan Harian Bisnis Indonesia, Senin (7/7/2025), meningkatnya surplus ditopang oleh pendapatan LPS yang mencapai Rp33,56 triliun per 31 Desember 2024, naik 12,07% dari periode 2023 yaitu Rp29,94 triliun.
Adapun, komponen utama pendapatan berasal dari pendapatan premi yang berkontribusi sebesar Rp17,80 triliun, naik 6,6% dari Rp16,69 triliun pada akhir 2023.
Selain itu, pendapatan investasi turut mengalami peningkatan 11,9% menjadi Rp14,66 triliun, dari Rp13,09 triliun pada tahun sebelumnya. LPS juga memperoleh pendapatan dari pendapatan denda Rp338,31 juta, kontribusi kepesertaan Rp1miliar, pengembangan klaim Rp163,32 miliar, dan lain-lain Rp926,58 miliar.
Di sisi beban, LPS mencatatkan total beban yang dikeluarkan sebesar Rp5,8 triliun pada 2024, bengkak 74,81% dari Rp3,32 triliun pada 2023. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh beban provisi klaim penjaminan yang melonjak 368,3% dari Rp526,61 miliar menjadi Rp2,46 triliun.
Selain itu, ada beban investasi sebesar Rp1,52 triliun sepanjang 2024 dari sebelumnya Rp1,36 triliun. LPS turut mencatatkan beban umum dan administrasi senilai Rp1,44 triliun dari Rp1,14 triliun. Sementara, beban klaim penjaminan sebesar Rp784,2 miliar, beban persiapan resolusi bank 54,8 miliar, persiapan resolusi Rp7,4 miliar dan beban pemeriksaan premi Rp4,6 miliar.
Baca Juga
Meski beban mengalami kenaikan signifikan, LPS juga mencatatkan penghasilan komprehensif lain senilai Rp12,15 miliar, berbalik untung dari rugi Rp15,91 miliar. Komponen ini terdiri dari keuntungan aktuaria Rp15,57 miliar dan rugi atas efek pajak sebesar Rp3,42 miliar. Dengan demikian, total laba komprehensif LPS pada 2024 mencapai Rp27,43 triliun, dari Rp25,94 triliun pada 2023.
Total aset LPS meningkat 13,7% menjadi Rp243,16 triliun pada akhir 2024, dibandingkan Rp213,69 triliun pada akhir 2023. Kenaikan ini terutama berasal dari lonjakan investasi pada surat berharga yang mencapai Rp234,41 triliun, dari sebelumnya Rp204,7 triliun.
Adapun total liabilitas LPS pada akhir 2024 mencapai Rp3,75 triliun, naik signifikan dari Rp1,71 triliun pada 2023. Ini mencerminkan peningkatan cadangan teknis seperti provisi klaim penjaminan. Secara rinci, provisi klaim penjaminan pada 2024 sebesar Rp2,46 triliun dari Rp526,62 miliar. Sementara itu, total ekuitas pada 2024 tercatat sebesar Rp239,4 triliun, dari Rp211,97 triliun pada 2023.