Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korporasi Mulai Belanja, Simpanan Jumbo di Bank Melandai

Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tentang distribusi simpanan bank umum, menunjukkan dana simpanan di atas Rp5 miliar turun 1,10 persen secara month to month per Oktober 2020.
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat ada peningkatan belanja korporasi pada sisa bulan tahun ini. Hal ini sejalan dengan meningkatkan aktivitas ekonomi pasca pelonggaran PSBB.

Peningkatan belanja korporasi setidaknya terlihat dari dana simpanan di atas Rp5 miliar atau nasabah jumbo yang mulai melandai per Oktober 2020. Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tentang distribusi simpanan bank umum, menunjukkan dana simpanan di atas Rp5 miliar turun 1,10 persen secara month to month per Oktober 2020.

Dana nasabah jumbo itu sempat mengalami kenaikan beruntun sejak Juni 2020. Dana simpanan di atas Rp5 miliar berkontribusi 48,9 persen terhadap total nominal simpanan bank umum.

"Memang kalau kami lihat dari aktivitasnya ada peningkatan [belanja korporasi]. Makanya kelihatan juga di PMI Manufaktur yang naik di November dan Desember bisa naik," kata Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani, Rabu (2/12/2020).

Peningkatan belanja korporasi terlihat sejak pelonggaran PSBB. Apalagi akhir tahun menjadi momentum untuk mendorong konsumsi meski tidak akan sama seperti tahun sebelumnya atau sebelum terjadi pandemi Covid-19.

Namun saat ini pelaku usaha dihadapkan pada kekhawatiran jumlah kasus Covid-19 yang bertambah semakin banyak. Di sisi lain, vaksin yang menjadi kunci pemulihan ekonomi diperkirakan baru benar-benar efektif mulai tahun depan.

"Jadi kalau kami melihat memang betul ada peningkatan aktifitas, tapi kami juga ada kekhawatiran dari sisi pandeminya. Apakah ini akan berdampak kembali terutama dari segi demand," katanya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan nominal simpanan yang mulai berkurang menunjukkan nasabah terutama korporasi mulai membelanjakan uang untuk beberapa kebutuhan seperti bahan baku, rekrutmen kembali karyawan, dan sebagian digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Nasabah korporasi merupakan nasabah jumbo yang kebanyakan memiliki nominal simpanan di atas Rp5 miliar.

Khusus untuk Bank BUMN, kata dia, ada kecenderungan membayar cicilan utang pada akhir tahun. Sementara bagi swasta melihat adanya tren positif dari pengembangan vaksin Covid-19 dan pemulihan di sisi ekspor sehingga ada rencana pembelian bahan baku yang lebih besar sebagai persiapan produksi awal 2021.

Hal ini sesuai dengan data BPS yang menyebutkan kinerja ekspor per Oktober 2020 meningkat sebesar 3,09 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dari pergerakan PMI manufaktur titik terendah di berbagai negara pasar ekspor Indonesia adalah April-Juni 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper