Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia diperkirakan akan menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,75 persen di Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16-17 Desember 2020.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebanyak lima kali, dengan total sebesar 125 basis poin sejak awal 2020.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada RDG bulan ini setelah memutuskan untuk memangkas suku bunga pada RDG November lalu.
"Kebijakan suku bunga acuan BI yang tetap di level 3,75 persen diperkirakan masih konsisten untuk menjaga stabilitas rupiah serta menjangkar ekspektasi inflasi dalam jangka pendek," katanya kepada Bisnis, Rabu (16/12/2020).
Menurut Josua, kebijakan BI dalam mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi yang diperkirakan akan kembali meningkat pada 2021.
Dari sisi rupiah, jelasnya, volatilitas rupiah cenderung menurun sejak awal Desember 2020, ditopang oleh sentimen risiko yang cenderung membaik setelah perkembangan vaksin di berbagai negara, termasuk pemerintah Indonesia yang berkomitmen untuk mendorong proses vaksinasi pada semester I/2021.
Baca Juga
"Penurunan volatilitas tersebut mendukung stabilnya nilai tukar rupiah dalam jangka pendek," jelasnya.
Sementara itu, ekspektasi inflasi pada 2021 diperkirakan akan cenderung meningkat sejalan dengan ekspektasi pemulihan sisi permintaan perekonomian, yang akan mendorong peningkatan inflasi 2021 di atas 2 persen.
Di samping itu, Josua mengatakan peningkatan inflasi juga berpotensi dipengaruhi oleh kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau yang akan mulai berlaku pada awal 2021.
Dia menambahkan, meski suku bunga acuan BI diperkirakan tetap pada bulan ini, transmisi penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan masih akan terus berlanjut dalam jangka pendek.
Sehingga kebijakan suku bunga yang rendah ini diperkirakan masih dapat mendukung pemulihan pelaku usaha, baik UMKM dan korporasi yang akan mendorong proses pemulihan ekonomi Indonesia pada 2021.