Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Bank Banten Tbk. berhasil menyentuh Rp102 per lembar saham pada penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) 18 Desember 2020.
Peningkatan harga saham itu menciptakan harga teoritis baru karena menyentuh auto reject atas (ARA), karena mampu tumbuh 34,13% dari yang sebelumnya Rp76 per lembar saham pada penutupan bursa 17 Desember 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, harga teoritis saham Bank Banten atau BEKS jelang rights issue ditetapkan pada harga Rp76 pada pembukaan pasar 18 Desember 2020. Harga tersebut terbentuk dari harga penutupan sehari sebelumnya di Rp 326 dan harga eksekusi rights issue.
Seperti diketahui, BEKS saat ini masih dalam proses Penawaran Umum Terbatas (PUT) alias rights issue. Pada proses itu, BEKS meraih suntikan Rp1,55 triliun dari Pemerintah Banten selaku pemegang saham.
BEKS sebelumnya juga telah menetapkan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas VI sebesar Rp50 per lembar saham. Dengan melepas 60,82 miliar saham, perseroan berpotensi meraup dana Rp3,041 triliun.
Bank Banten juga telah melakukan aksi korporasi reverse stock split (RSS) dengan perbandingan 1:10. Hal ini membuat harga saham BEKS pasca-RSS menjadi Rp 500.
Sejak RSS dimulai, harga saham BEKS sempat terkoreksi mengikuti nilai fundamentalnya. Harga itu kemudian mulai berbalik arah ketika harga teoritis baru terbentuk dan saham BEKS langsung melesat pada hari ini.
Hingga akhir perdagangan, total transaksi saham BEKS menyentuh Rp31,66 miliar. Nilai transaksi itu tergolong cukup besar lantaran market cap Bank Banten per 18 Desember 2020 berada pada Rp653,92 miliar.
Market cap Bank Banten mengalami penurunan terutama pascaberlakunya harga teoritis baru sebelum akhirnya akan naik kembali ketika jumlah saham baru diterbitkan.
Peningkatan harga saham BEKS juga dipengaruhi oleh perbaikan fundamental perusahaan pascasuntikan dana tambahan untuk mengatasi masalah permodalan Bank Banten. Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development menyuntikan Rp1,55 triliun, sehingga rasio permodalan BEKS membaik dan naik menjadi BUKU II.
Capital adequacy ratio (CAR) BEKS pada Oktober 2020 berada pada level 54,10%, atau melebihi rata-rata industri yang berada pada kisaran 23%. Penambahan modal itu merupakan konversi Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) yang sebelumnya memang telah ditempatkan di perseroan.