Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aturan Baru Numpuk, Masihkah Investasi Tekfin Menarik di Mata Modal Ventura?

Sekadar informasi, hingga akhir 2020, tercatat sebanyak 16 transaksi funding ke sektor fintech telah berlangsung, dengan 10 funding yang nilainya terungkap mencapai US$360 miliar.
Pengunjung menghadiri acara FinTech for Capital Market Expo 2019 di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (19/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung menghadiri acara FinTech for Capital Market Expo 2019 di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (19/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pendanaan ke para pemain platform teknologi finansial (tekfin/fintech) di periode 2021 diproyeksi masih meriah di tengah segera berlakunya regulasi anyar dari otoritas terkait.

Bagi fintech peer-to-peer (P2P) lending, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menggodok revisi regulasi sebelumnya, POJK 77/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.

Beleid ini memuat beberapa ketentuan baru, di antaranya memperketat aturan modal dasar dan ekuitas, mewajibkan penyaluran pinjaman ke luar Jawa dan sektor produktif, serta ketentuan baru bagi manajemen dan pemegang saham.

Adapun bagi fintech equity crowdfunding, OJK baru saja menelurkan POJK 57/2020 tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi.

Dalam aturan ini, apabila sebelumnya platform fintech ECF hanya boleh membantu para penerbit (UMKM/startup) untuk mendapatkan akses modal lewat menjual saham, terkini platform juga bisa mengakomodasi penerbitan efek bersifat utang dan sukuk dari para UMKM/startup tersebut.

Menanggapi fenomena ini, Bendahara Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amsevindo) Edward Ismawan Chamdani menilai perusahaan modal ventura memiliki perspektif berbeda terkait dua industri fintech tersebut.

Untuk P2P lending, menurutnya aturan OJK justru bertujuan untuk menyaring mana pemain yang benar-benar serius dalam menjalankan bisnisnya. Oleh sebab itu, justru rugi bagi MV apabila mengincar atau menolong para pemain kecil yang terganjal aturan permodalan.

"Seperti kita ketahui jumlah pemain P2P saat ini sudah sangat banyak, dan regulator tentunya sudah waktunya untuk fokus bukan dalam pemberian izin operasi saja, namun meningkatkan servis layanan P2P kepada para konsumen," ungkap Edward kepada Bisnis, Minggu (27/12/2020).

Oleh sebab itu, menurut pria yang juga Co-Founder & Managing Partner Ideosource VC dan Gayo Capital ini, para investor justru lebih banyak wait and see sembari menilai mana platform P2P yang potensial untuk diberikan pendanaan.

"Jadi pertimbangan investor MV dalam melakukan investasi tidak terkait kebutuhan urgen dari pemain P2P dalam meningkatkan modal, namun di lihat dari performance mereka dalam jumlah layanan dan transaksi," tambahnya.

Adapun terkait ECF, menurut Edward industri ini lebih siap menerima aturan yang dibuat OJK karena pemainnya masih sedikit, sehingga MV bisa fokus ke pemain baru.

"Layanan urun dana yang bersifat ekuitas dan efek akan menarik untuk diperhatikan juga sebagai potensi investasi para MV di startup sejenis," ujarnya.

Direktur Utama PT Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengungkap hal serupa. Prospek dan kinerja platform lebih jadi prioritas.

Menurutnya, apabila suatu platform P2P lending butuh modal karena terganjal aturan, dan berminat memperoleh pendanaan dari MV, platform tersebut harus siap membuat presentasi kinerja yang meyakinkan.

"Harus bisa menunjukkan metrik loan disbursement, outstanding loan, revenues, non-performing loan, dan lain-lain yang apabila sehat, maka kita mestinya akan tetap mendukung, termasuk untuk partisipasi di fundraising," ujarnya.

Eddi mengungkap hal ini juga berlaku untuk platform ECF. Mandiri Capital sendiri telah bertemu beberapa pemain potensial, dan sedang mempelajari regulasi OJK terkait aturan-aturan baru di industri ini.

"Terpenting, para fintech ini harus punya rencana yang matang dan kemauan untuk profit. Kan tidak mungkin sebuah bisnis merugi terus. Platform harus bisa monetize dan punya path to profitability," tutupnya.

Sekadar informasi, hingga akhir 2020, tercatat sebanyak 16 transaksi funding ke sektor fintech telah berlangsung, dengan 10 funding yang nilainya terungkap mencapai US$360 miliar.

Beberapa pemain di sektor P2P lending yang mendapatkan dana segar dari investor di periode 2020 ini, di antaranya Investree pada April dan November, KoinWorks pada April dan Mei, Modalku pada April, AwanTunai pada Juli, serta Pintek pada Mei dan Desember.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper