Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menampik adanya rencana mengumpulkan setidaknya US$1 miliar atau setara dengan Rp13,9 triliun (asumsi kurs Rp13.900) melalui skema penerbitan saham baru atau rights issue.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan pihaknya saat ini masih fokus untuk terus memperbaiki kinerja dan ikut mendorong pemulihan ekonomi nasional.
"Terkait pemberitaan right issue tersebut, kami sampaikan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar. Saat ini, fokus BRI adalah untuk terus memacu kinerja dan berperan dalam program pemulihan nasional pasca-pandemi agar kita semua, masyarakat Indonesia bisa kembali bangkit, terutama para pelaku UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi kita," sebutnya kepada Bisnis.
Sementara itu, Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Ari Kuncoro menyebutkan tak dapat berkomentar terkait wacana ini.
"Kalau itu saya tidak dapat berkomentar. Saya hanya mampu berkomentar terkait dengan industri," sebutnya.
Sebelumnya, BRI dikabarkan tengah mempersiapkan diri untuk rencana rights issue yang akan digelar pada semester I/2021. Dilansir dari Bloomberg, Kamis (7/1/2021), berdasarkan orang yang mengetahui rencana tersebut, bank milik negara ini sedang bekerja sama dengan penasihat penggalangan dana.
Baca Juga
"Bank terbesar di Tanah Air ini berencana untuk memperkuat basis modalnya untuk mempersiapkan potensi akuisisi," kata sumber tersebut dikutip dari Bloomberg, Kamis (7/1/2021).
Dia melanjutkan musyawarah sedang berlangsung dan BRI masih bisa menyesuaikan struktur penggalangan dana atau bahkan memutuskan untuk tidak melanjutkan.
Saat dihubungi Bloomberg, pihak BRI menolak mengomentari rencana penggalangan dana dan hanya menambahkan bahwa fokus bank adalah untuk memelihara dan meningkatkan kinerja dan berperan aktif dalam program pemulihan ekonomi nasional.
Rencana penggalangan dana tersebut berhembus setelah BRI pada Oktober 2020 menandatangani kesepakatan bersyarat dengan PT Bank Mandiri dan PT Bank Negara Indonesia untuk menggabungkan unit sesuai syariah. Penggabungan ini bisa membentuk entitas yang asetnya mencapai Rp390 triliun atau US$28 miliar pada 2025.
Indonesia merupakan rumah bagi dunia penduduk muslim terbesar dan telah berusaha membentuk bank syariah besar sejak 2015.
Secara terpisah, Pemerintah Indonesia juga berencana mensinergikan BRI dengan PT Pegadaian dan perusahaan pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani untuk menyediakan pembiayaan yang terjangkau untuk usaha kecil dan menengah.
Adapun, BRI didirikan pada 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah, menurut situs resminya. Bank tertua ini dulunya dimiliki secara penuh oleh pemerintah hingga terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2003.
BRI memiliki aset senilai Rp1.448 triliun per 30 September 2020 dengan kapitalisasi pasar sekitar US$38 miliar.