Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate atau BI7DRR diperkirakan akan tetap berada pada level 3,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 20-21 Januari 2021.
Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi mengatakan ruang penurunan suku bunga acuan sudah sangat terbatas pada tahun ini karena telah mencapai level yang rendah sejak pemangkasan terakhir pada November 2020.
Di samping itu, inflasi juga diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan proses pemulihan ekonomi tahun ini.
“Tahun ini saya perkirakan akan flat di 3,75 persen. Ini sudah termasuk suku bunga rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).
Senada, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 3,75 persen, mempertimbangkan peningkatan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Inflasi awal 2021 ini cenderung meningkat mempertimbangkan potensi kenaikan inflasi harga diatur pemerintah dan inflasi harga bergejolak,” katanya.
Sementara dari sisi rupiah, Josua mengatakan volatilitas rupiah terindikasi dari rata-rata one-month implied volatility meningkat menjadi 9,7 persen sepanjang Januari 2021 dari Desember 2020 yang tercatat di kisaran 8,4 persen.
Meski demikian, imbuhnya, nilai tukar rupiah cenderung menguat sejak awal tahun 2021 ini yang ditopang oleh aliran modal asing sebesar US$838,5 juta di pasar saham dan pasar SBN.
Sementara itu, assessment pada sektor riil perekonomian, berdasarkan beberapa survei terkini BI, terindikasi kondisi perekonomian pada kuartal I/2021 akan membaik, salah satunya dikarenakan program vaksinasi.
Sejalan dengan itu, transmisi penurunan suku bunga perbankan masih terus berlanjut merespon penurunan suku bunga acuan BI sebelumnya, sehingga tren penurunan suku bunga perbankan dan perbaikan aktivitas perekonomian diharapkan akan mulai mendorong permintaan kredit yang cenderung masih lemah.