Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah membukukan pertumbuhan laba sebesar 6,7 persen menjadi Rp1,12 triliun pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia (29/1/2021), dipaparkan bahwa pertumbuhan tersebut salah satunya didorong oleh pendapatan bunga bersih perseroan yang naik 7,33 persen secara tahunan, dari Rp3,68 triliun menjadi Rp3,95 triliun.
Sementara itu, kerugian penurunan nilai aset selama masa pandemi tahun lalu meningkat 35,2 persen dari Rp462 miliar menjadi Rp625 miliar.
Adapun, baki kredit tahun lalu tercatat Rp48,29 triliun, naik moderat 5,11 persen yoy dari Rp45,94 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp58,9 triliun, naik 19,5 persen secara tahunan dari Rp49,3 triliun.
Kualitas kredit tercatat masih cukup baik dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada pada 3,52 persen. Restrukturisasi kredit yang dilakukan Bank Jateng pada tahun lalu mencapai Rp6,01 triliun.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan tergolong ample di posisi 19,70 persen, naik dari 2019 yang tercatat 17,70 persen.
Sebagai informasi, unit usaha syariah Bank Jateng menyumbang laba bersih Rp88,8 miliar pada 2020. Aset UUS tercatat Rp5,43 triliun, turun 5,23 persen dari 2019, yang senilai Rp5,73 triliun.