Bisnis.com, JAKARTA - Holding ultra mikro yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Permodalan Nasional Madani (Persero), dan PT Pegadaian (Persero) dalam proses pembentukan. Direktur Utama BRI Sunarso mengklaim dengan peleburan perusahaan finansial pelat merah tersebut akan menurunkan suku bunga PNM dan Pegadaian.
Sunarso mengatakan saat ini sumber pendanaan Pegadaian dan PNM berasala dari instrumen utang dengan suku bunga lebih dari 5 persen. ""Jadi, kalau bisa mendapatkan pendanaan dari BRI secara langsung atau dengan cara mereka issue instrument, tapi bunganya lebih rendah karena dijamin oleh BRI," katanya belum lama ini.
Dia melanjutkan bahwa untuk menurunkan suku bunga Pegadaian dan PNM bisa menggunakan kelebihan likuiditas dari BRI yang rata-rata setiap hari senilai Rp150 triliun dan ditempatkan di pasar uang dengan imbal hasil 3 persen.
Dengan cara tersebut suku bunga pinjaman PNM bisa turun 3 persen dan Pegadaian sekitar 1,5 persen. Jumlah tersebut, kata Sunarso, tidak besar, tetapi bila dibandingkan dengan suku bunga yang ada sangat menguntungkan masyarakat.
"Tapi kalau dibandingkan dengan existing, mereka [masyarakat] ambil dari rentenir pagi 4, sore dibalikin 6, kemudian kalau dihitung per tahun suku bunganya bisa 100 persen sampai 500 persen. Dari survei kami, [bunga] pembiayaan dari yang formal pun lebih tinggi," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyampaikan bahwa pemerintah menyetujui rencana rights issue BRI, di mana negara akan mengambil porsinya dengan cara mengalihkan seluruh saham seri B negara kepada PNM dan Pegadaian kepada perseroan.
"Ini adalah bentuk partisipasi pemerintah dalam transaksi rights issue BRI dilakukan secara non-cash melalui pengalihan seluruh saham seri B Negara dalam PT Pegadaian dan PT PNM," katanya.